'Yowis Ben' Menang di FFB, Bayu Skak Ajak Sineas Angkat Kearifan Lokal

25 November 2018 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film Yowis Ben (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Yowis Ben (Foto: Giovanni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Film ‘Yowis Ben’ meraih penghargaan di Festival Film Bandung 2018. Film garapan Fajar Nugros dan Bayu Eko Moektito alias Bayu Skak itu memperoleh Penghargaan Khusus Film Remaja yang Bermuatan Kearifan Lokal.
ADVERTISEMENT
Mayoritas bahasa yang digunakan dalam film ‘Yowis Ben’ adalah bahasa Jawa. Jika dibuat persentase, Bayu mengatakan penggunaan bahasa Jawa di film tersebut mencapai 90 persen.
Bayu Eko Moektito pemain Yowis Ben. (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bayu Eko Moektito pemain Yowis Ben. (Foto: Giovanni/kumparan)
Lewat penghargaan yang diraih ‘Yowis Ben’, seperti menjadi pembuktian buat Bayu bahwa film berbahasa daerah tidak kalah dari film lainnya. Sebab, menurut dia, yang terpenting dalam sebuah film adalah ceritanya.
“Karena ‘kan film juga bahasanya universal. Masalah bahasa ‘kan nomor sekian, yang penting masuklah ceritanya,” kata Bayu saat ditemui di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/11).
Bayu berharap dengan penghargaan yang diperoleh film ‘Yowis Ben’ bisa memotivasi para sineas muda untuk dapat membuat karya bernuansa kearifan lokal. Sehingga, nantinya banyak muncul film bernuansa budaya.
ADVERTISEMENT
“Jangan pernah malu untuk menggunakan bahasa daerah masing masing, sehingga nanti ke depan bermunculan film dari Ambon mungkin, Sunda mungkin dan bermunculan bahasa daerah,” tutur Bayu.
Penghargaan yang diperoleh film ‘Yowis Ben’ dalam Festival Film Bandung 2018, memotivasi bayu untuk menggarap sekuel film tersebut. “Yang kedua ini (pemainnya) baru lagi. Ada Anggika Bolsterli, Devina Aurel, dan Anya Geraldine gitu, untuk pemain yang band-nya tetap,” ucap Bayu.
Joshua Suherman (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Joshua Suherman (Foto: Munady)
Salah satu pemain ‘Yowis Ben’, Joshua Suherman berharap film tersebut bisa menjadi inspirasi bagi sineas muda untuk melahirkan karya serupa, yakni dengan mengedepankan kearifan lokal.
“Kami benar-benar bekerja untuk melahirkan suatu karya dan harapannya daerah lain juga punya semangat yang sama untuk mulai,” tutup Joshua.
ADVERTISEMENT