Bermula dari Fanboy, Berujung Jadi Kreator Konten K-Pop

16 Maret 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fanboy Kpop. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fanboy Kpop. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Para penggemar K-Pop dari kaum laki-laki memang kerap dipandang sebelah mata karena dianggap oleh sebagian orang hobinya tidak maskulin. Pandangan semacam itu membuat beberapa dari mereka memilih tidak terlalu mengakui dirinya sebagai fans K-Pop. Namun seiring berjalannya waktu dan makin populernya K-Pop, banyak fanboy yang kemudian secara terbuka mengakui hobinya akan musik K-Pop.
ADVERTISEMENT
Misalkan, beberapa selebriti Indonesia mengaku menyukai produk industri hiburan dari Negeri Ginseng ini. Sebut saja Joshua Suherman yang beberapa kali memposting hal mengenai K-Pop di media sosialnya.
Bahkan aktor Kevin Julio pernah menonton konser Blackpink saat grup beranggotakan Jennie, Jisoo, Rose, dan Lisa itu datang ke Indonesia pada 20 Januari lalu. Kevin datang ke ICE BSD Tangerang, mengenakan pakaian serba hitam dan merah muda.
Tidak hanya selebriti pria Indonesia saja yang mengaku dan terbuka menyukai produk industri hiburan Korea itu. Beberapa fans K-Pop pria Indonesia lain juga kini semakin menjamur. Bukan sekadar menjadi penggemar, beberapa di antaranya bahkan memanfaatkan kesukaannya terhadap dunia K-Pop untuk ladang mencari rezeki.
Para fanboy yang mencari rezeki dengan memanfaatkan kecintaannya kepada K-Pop di antaranya memilih untuk menjadi content creator. Mereka kini semakin eksis dan dikenal sebagai selebrgam K-Pop. Bahkan, nampaknya content creator K-Pop dari kalangan fanboy dikenal luas oleh para K-Popers Indonesia.
YouTuber K-Pop Alphiandi Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Seperti Muhamad Rachmaditiya Alfiandi atau lebih dikenal dengan nama Alphi Sugoi. Youtuber yang pertama kali menapaki kariernya di bidang standup comedy ini, dikenal sebagai salah satu content creator K-Pop.
ADVERTISEMENT
Namanya mulai dikenal oleh kalangan pecinta K-Pop setelah menjadi pemenang ‘K-Pop World Festival 2017’ di Korea Selatan bersama Tiffani Afifa. Ajang perlombaan ini digelar oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Namun jauh sebelum menjadi pemenang di K-Pop World Festival, Alphi Sugoi atau Alphiandi ini telah mulai membuat konten K-Pop sejak 2016. Di akun YouTube-nya, video K-Pop pertama yang ia unggah ialah MV reaction lagu G-Friend yang berjudul 'Rough'.
Setelah membuat MV reaction, Alphiandi pun mulai membuat konten K-Pop yang lebih beragam. Seperti, fakta-fakta K-Pop, orang awam nonton K-Pop, cover lagu K-Pop, unboxing album K-Pop, vlog menonton konser K-Pop, dan berbagai konten lainnya.
Dari semua konten di YouTube-nya, menurut Alphiandi ia memiliki satu konten berbeda dari content creator K-Pop lainnya. Konten tersebut adalah video di mana pria kelahiran 1992 ini membahas suatu fenomena di dunia K-Pop.
ADVERTISEMENT
"Ada konten bahas sotoy (sok tahu) di mana saya membahas suatu fenomena di dunia K-Pop secara sok tahu dibumbui kesan humoris," ujarnya saat dihubungi via WhatsApp pada Rabu (13/3).
Tidak hanya Alphiandi yang aktif membuat konten K-Pop di media sosial. Salah satu selebriti Instagram (selebgram) dan Youtuber, Geraldy Tan, juga merupakan salah satu content creator K-Pop yang cukup dikenal oleh para fans K-Pop Indonesia.
Pria yang tinggal di Denpasar, Bali, ini mengaku 'tidak sengaja' menjadi content creator K-Pop. Awalnya, dia hanya membuat parodi cover lagu barat seperti lagu Rihanna di akun Instagram pribadinya.
Parodi lagu yang ia ciptakan cukup unik karena mengubah bahasa lagu aslinya menjadi Bahasa Jawa. Selain membuat cover lagu, Geraldy juga membuat parodi lewat videonya. Setelah video parodinya viral di Instagram, banyak pengikutnya yang meminta Geraldy untuk membuat parodi lagu BTS, 'Fire'.
ADVERTISEMENT
Dia pun membuat parodi lagu BTS tersebut pada 2016 dan sejak saat itu, banyak yang memintanya memparodikan lagu K-Pop lain. Ia pun akhirnya 'kebablasan' dan menyadari bahwa pasar kontennya paling diminati ketika ia membuat parodi lagu K-Pop.
"(Awalnya) banyak yang request BTS, terus gue kaya nyari tahu, apa sih BTS? Karena gue nyari tahu dan coba cover BTS, nah dari situ banyak yang suka dan makin banyak yang request K-Pop. Ternyata pasarnya di K-Pop, jadi (lebih fokus) bikin konten K-Pop," ungkapnya pada kumparan.
Selain membuat parodi lagu K-Pop, Gerlady juga kerap membuat parodi drama Korea seperti 'My Girlfriend is Gumiho' dan 'Goblin'. Pria kelahiran 1997 ini mengaku, parodi lagu dan drama Korea merupakan ciri khasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau aku (bedanya) ngangkat parodi dari setiap yang viral di K-Pop, bikin parodi drama Korea-lah, lagu lah. Awalnya bikin parodi drama 'My Girlfriend is Gumiho', terus 'Goblin', dan yang viral 'Goblin'," ujarnya.
Meski terdengar sederhana, namun para content creator juga menghadapi banyak kesulitan. Rasa malas dan sepi ide untuk membuat karya menjadi salah satunya.
Geraldy sendiri mengaku lebih banyak merasakan hal menyenangkan saat membuat konten untuk akun miliknya.
Ia menyebut antara lain, bisa lebih dikenal publik, punya lebih banyak koneksi, kenal dengan menjadi content creator K-Pop lain, bisa membuat karya di YouTube, membuat buku, dan yang paling penting mendapatkan kepuasan saat membuat karya di media sosial.
Bagi Alphiandi, dengan menjadi content creator di YouTube, ia juga bisa memiliki subscriber baru dan karyanya mendapat berbagai macam respons.
ADVERTISEMENT
Tanggapan yang datang untuk karyanya tidak semuanya positif. Ada pula beberapa orang yang kerap meninggalkan jejak di kolom komentar video di YouTube-nya dengan kritik negatif dan pedas. Tetapi bagi Alphiandi, wajar bila tidak semua orang menyukai kontennya. Ia lebih memilih untuk tidak menghiraukannya.
"(Komentar negatif) cuekin aja, konten apa pun pasti ada yang suka dan ada yang enggak suka," ungkapnya.
Selebgram dan Youtuber Geraldytan di Acara MAMA 2018. Foto: Dok. Geraldytan
Senada dengannya, Geraldy yang beberapa kali telah membuat konten kolaborasi dengan Alphiandi juga mengatakan bahwa komentar-komentar buruk yang didapat tidak perlu dipikirkan.
"Kalau aku sih kaya jadi ibaratnya komentar buruk tuh sampah, kalau misalkan kita satu ruangan dengan sampah, pilihannya sampah yang dibuang atau kita yang keluar. Ya masa gue keluar dari rumah sendiri, jadi ya pilihannya gue yang buang sampah itu, jadi gue hapus komen-komen negatif biar enggak sampe mikirin," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Para pemberi komentar negatif, menurut Geraldy, menganggap kontennya tidak jelas. Ia juga pernah disebut banci karena membuat konten yang berhubungan dengan K-Pop.
Ilustrasi fanboy Kpop. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
Meski demikian, ia tidak pernah berpikir untuk berhenti menghasilkan konten K-Pop. Selain mendapatkan kepuasan dalam berkarya, menjadi content creator K-Pop membuat dia memiliki kesempatan-kesempatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.
Seperti misalkan saat Geraldy diundang menonton konser Blackpink gratis, bukan hanya sekali tapi tiga kali, ditambah fan meeting dengan Lisa. Namun baginya, hal yang paling berkesan ialah bisa berkenalan dengan content creator K-Pop lain. Bukan hanya berkenalan, namun dia juga bisa berkolaborasi dengan content creator K-Pop yang ada di Indonesia.
"(Pengalaman berkesan) bisa kolaborasi juga dengan content creator. Rame-rame, waktu itu sama anak-anak K-Pop, Alphi Sugoi, Reza Dharmawangsa, Step by Step ID, rame-rame deh pokoknya, hampir semua content creator K-Pop ngumpul buat (bikin) K-Pop Rewind," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan melihat eksistensi para fanboy K-Pop di media sosial yang semakin menjamur, nampaknya kini publik tak perlu lagi memandang sebelah mata para fans K-Pop dari kalangan kaum adam. Karena tak sekadar menjadi fans, mereka juga bisa menyalurkan kreatifitas lewat cara yang positif.
Simak story lain tentang kisah para fanboy K-Pop di topik Meet the K-Pop Fanboy.