Manis Pahit Cerita Para 'Noona' dan 'Oppa' Jadi Penggemar K-Pop

27 Januari 2018 13:20 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fans k-pop. (Foto: m.popkey.co)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fans k-pop. (Foto: m.popkey.co)
ADVERTISEMENT
Istilah fans K-Pop acapkali dikaitkan dengan mereka yang masih berusia remaja. Padahal, sebetulnya, ada banyak penggemar K-Pop yang sudah dewasa, bahkan berkeluarga. Mereka biasa disebut 'noona fan' (untuk wanita) dan 'oppa fan' (untuk pria).
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menggemari K-Pop meski usia tak lagi muda adalah Kristina, (bukan nama sebenarnya), seorang ibu sekaligus pegawai perusahaan swasta berusia 46 tahun yang bekerja di daerah Jakarta Pusat.
Kristina sudah menyukai musik populer Korea Selatan sejak tahun 2009, saat ia berkenalan dengan drama hit 'Boys Before Flowers'. Sejak perkenalannya dengan drama yang dibintangi oleh Lee Minho ini, wanita yang memiliki dua anak tersebut telah mengagumi banyak idola K-Pop, mulai dari Kim Jae-joong dan Park Yoo-chun 'JYJ', TOP 'BIGBANG, hingga Siwon 'Super Junior'.
Baginya, sama sekali tak ada penyesalan terkait hobi yang dipilihnya itu.
"Saya enggak nyesel kok jadi fans K-Pop, biarpun sering diketawain," sebutnya kepada kumparan (kumparan.com) melalui pesan tertulis.
ADVERTISEMENT
"Karena, di mata anak saya, saya adalah ‘cool mom’ and that's enough for us to fangirling together (dan itu cukup bagi kami untuk melakukan kegiatan fangirl bersama)," tambahnya.
Wanita yang kini sedang menyukai Park Hyung-sik, aktor sekaligus penyanyi idola Korea Selatan, ini juga mengatakan bahwa suaminya tak punya masalah dengan hobinya itu.
"Tiap mau nonton konser enggak pernah dilarang," tulisnya.
Setiap hari, Kristina membagi waktu untuk fangirling, bekerja, dan mengurus keluarga.
Pada pagi hari, Kristina mencari berita terbaru mengenai K-Pop lewat Twitter usai menyiapkan kebutuhan keluarganya. Sesudah itu, ia akan mencari berita K-Pop saat senggang di kantor. Bila takut ada informasi yang terlewat, ia bisa mengandalkan teman-temannya yang senantiasa berbagi berita melalui LINE atau Whatsapp.
ADVERTISEMENT
Baginya, K-Pop adalah bagian dari hidup. Walaupun pernah ingin berhenti, Kristina tidak melakukannya.
“Pernah sih kadang-kadang pingin berhenti. Tapi biasanya pas udah ada pikiran berhenti malah nemu bias (anggota favorit) baru. Batal deh berhentinya,” sebut wanita yang juga menyukai girlband Blackpink dan boyband BTS itu.
Kristina juga mengatakan bahwa ia tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain terkait kesukaannya terhadap K-Pop.
"Kadang-kadang, ada aja orang yang kurang kenal terus melihat dengan sinis atau mengejek. Cuekin aja," sebut wanita yang pernah menonton konser EXO di Hong Kong bersama putrinya itu.
"Soalnya, K-Pop malah bisa jadi topik pembicaraan tidak hanya dengan orang Korea, tapi juga dengan anak atau teman sekolah yang penyuka K-Drama, atau malah dengan orang yang belum dikenal," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Hampir serupa dengan Kristina, Ari (28 tahun), pegawai swasta di daerah Jakarta Selatan, juga mengatakan ia tak pernah berpikir untuk berhenti menyukai K-Pop.
"Tak sekalipun. Menjadi fangirl K-Pop membuatku bahagia dan aku takkan menyerah mengenai ini,” sebut wanita yang mulai menjadi fan K-Pop sekitar tahun 2010-an itu. Ia juga memutuskan untuk tidak melepas hobinya, meski ia harus memperjuangkannya.
“Dulu, saya sering ribut dengan ibu saya karena beliau menganggap pertemanan dan kegiatan saya dengan komunitas K-Pop tidak berguna, menghabiskan waktu dan uang,” sebutnya.
Namun, menurut Ari, perlahan, ia bisa memperlihatkan pengaruh positif K-Pop dalam kehidupannya kepada sang ibunda.
ADVERTISEMENT
Sejak menyukai K-Pop, wanita yang kini tengah menggandrungi boyband BTS itu sudah pernah menjajal berbagai hal untuk pertama kalinya. Contohnya, mengatur antrean ratusan orang saat ada acara jumpa penggemar gratis, membuat project untuk idola kesayangannya, hingga mewawancarai idola Korea secara langsung.
So people can't say a thing about it now (jadi, sekarang orang tak bisa berkomentar apapun soal hobi saya),” ujarnya.
Ia menambahkan, K-Pop membawanya berkenalan dengan orang-orang terdekat dalam kehidupannya saat ini.
“Hal-hal tersebut tentunya menjadi tidak terlupakan, karena jika tidak ‘terjerumus’ di lubang hitam K-Pop ini mungkin saya tidak akan pernah mengalaminya,” ungkapnya.
Tak cuma Ari dan Kristina, pandangan serupa disuarakan pula oleh seorang fanboy, Fajar (27 tahun).
ADVERTISEMENT
Pria yang telah menjadi fanboy K-Pop antara tahun 2009 - 2010 an ini mengatakan bahwa ia tidak berpikiran untuk berhenti menyukai K-Pop. Ia juga merasa tak ada yang salah bila orang dewasa masih menyukai musik tersebut.
“Mau apa pun itu kesukaannya, selama enggak ngelanggar hukum, enggak ada yang salah,” sebut Fajar.
Menurutnya, K-Pop adalah hobi semata. Ia bisa memilih untuk berhenti sementara dari hobi tersebut bila merasa bosan atau bila hobi itu mulai mengganggu pekerjaannya.
Selain itu, pria yang bekerja di perusahaan startup ini juga membagikan pendapatnya mengenai menjadi fans K-Pop yang telah dewasa.
“(Kelebihannya adalah) nggak pernah terpancing buat ikutan fanwar (keributan antar fans K-Pop), gak ngebebanin duit orang tua, hiburan di saat penat, kalau ada konser bisa beli tiket di section paling depan, cukup dihormati di fandom, lebih selow menanggapi kalau ada cibiran dari sekitar,” ujar pria yang tengah menggemari GFriend, BTOB, Apink, dan BTS itu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, bagi Fajar, ada pula kekurangan dari menjadi fans dewasa. Misalnya, mengenai pengeluaran tambahan yang muncul terkait hobi tersebut, juga waktu yang terbatas dalam mengikuti kegiatan idola.
Walau begitu, pria yang mengejar berita seputar K-Pop di kala senggang ini tidak merasa canggung karena masih menyukai K-Pop.
“Dulu ya pasti ada, yang kritik (soal hobi K-Pop) juga ada. Tapi sekarang kebetulan lingkungannya udah beda, lebih terbuka, udah pada ngerti juga kalau musik apapun ga ada hubungannya sama gender,” sebutnya.
“Kalaupun masih ada yang ngejek juga ya bodo amat,” tegasnya.