news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perjalanan Ayana Jihye Moon, Selebgram Korea Selatan yang Mualaf

12 Januari 2018 17:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
ADVERTISEMENT
Nama Ayana Jihye Moon belakangan tengah menjadi perbincangan hangat terutama di Indonesia. Wanita yang akrab disapa Ayana Moon ini, merupakan seorang selegram asal asal Korea Selatan yang memutuskan untuk menjadi mualaf sejak 2012 lalu.
ADVERTISEMENT
Wanita cantik ini memilih memeluk islam dan memutuskan untuk berhijab setelah penasaran dengan budaya Timur Tengah. Ia menceritakan perjalanan dirinya untuk menjadi mualaf lewat akun Youtube pribadinya @xolovelyayana. Perempuan kelahiran 28 Desember 1995 ini menceritakan proses dan perjalanan dalam mengenal hingga memeluk agama Islam.
Ayana Moon menuturkan bahwa pada berusia usia 8 – 9 tahun, ia mengetahui perang Irak lewat internet. Saat itu ia mengaku baru pertama kalinya mendengar ada negara bernama Irak, sehingga rasa penasarannya untuk mengetahui negara Irak muncul.
Dengan mengunakan internet, ia pun akhirnya mencari tahu segala hal tentang Irak dan penduduknya. Dalam penelusurannya, ia pun akhirnya mengetahui bahwa bahwa negara Irak memiliki masyarakat yang mayoritasnya memeluk agama Islam. Awalnya kata Islam kedengaran imut baginya, bahkan ia mengaku kata Islam tidak kedengaran seperti nama sebuah agama.
ADVERTISEMENT
Rasa penasarannya mengenai agama Islam pun kembali muncul. Ia pun kembali mengulik segala hal yang berbau dengan agama Islam.
"Aku melihat mereka menggunakan pakaian longgar, mereka menutupi wajah (dengan cadar) dan tidak menggunakan hijab seperti yang aku kenakan sekarang," ujar Ayana.
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
Dalam proses mengenal Islam, Ayana Moon juga sempat memiliki pemikiran yang negatif mengenai orang-orang yang beragama Islam. Pemikiran bahwa Islam adalah teroris dan anggota ISIS, sempat membuatnya membenci agama Islam.
Namun ketertarikannya akan budaya Timur Tengah serta membaca pengalaman orang-orang yang tinggal di Timur tengah, membuatnya melihat Islam dan Muslim dengan pemikiran yang baru.
Ia juga menambah pengetahuan soal Islam dengan menonton semua program acara dokumenter Korea Selatan yang membahasa mengenai Islam.
ADVERTISEMENT
Sepuluh tahun berlalu, rasa penasaran dan ketertarikannya akan agama Islam dan Timur Tengah semakin dalam. Guru dan keluarganya juga mengakui bahwa dirinya tahu banyak tentang Islam.
Pada saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Ayana Moon memilih bergabung dengan WAMY sebuah majelis pemuda muslim di Korea Selatan. Ia menjalani perkemahan selama tiga hari dua malam, selama musim panas untuk belajar tentang Islam dan Muslim bersama anggota WAMY lainnya.
Orang tuanya sempat memiliki rasa takut dan khawatir, ketika harus membiarkan Ayana Moon bergabung dengan WAMY Camp. Saat itu kedua orang tuanya masih memiliki pandangan yang buruk tentang Islam, perilaku kriminal Muslim serta tentang buruknya tinggal di negara Muslim. Bahkan orang tuanya menyuruhnya untuk segera menghubungi mereka apabila selama acara itu ia bertemu dengan orang asing yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
Selama mengikuti acara WAMY Camp ia berkesempatan mengunjungi masjid yang ada di Korea Selatan. Ia juga bertemu dengan seorang wanita cantik yang merupakan pemimpin majelis pelajar muslim. Saat itu Ayana melihat di dalam masjid itu tidak ada satu orang pun yang menggunakan cadar. Ia kemudian sadar bahwa selama ini ia salah paham dalam menafsirkan agama Islam.
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
Dalam acara itu ia belajar banyak tentang Islam dan banyak bergaul dengan para anggota yang telah memeluk agama Islam. Rasa penasarannya akan agama Islam semakin dalam setelah acara itu.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk bergabung dengan Salam Nuri, sebuah program yang diadakan di masjid setiap minggu. Dan ia bertemu dengan seorang mentor yang bernama Amin hingga pada akhirnya Ayana Moon memutuskan untuk menjadi seorang Muslimah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Meskipun memutuskan menjadi muslimah satu-satunya di dalam keluarganya, namun Ayana Moon mengaku orang tuanya tidak melarang dan menghargai keputusannya.
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
zoom-in-whitePerbesar
Ayana Jihye Moon (Foto: Instagram @xolovelyayana)
Setelah tamat SMA Ayana Moon pun memutuskan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi di salah satu universitas Islam di Malaysia, dengan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Selama hidup di Malaysia, Ayana Moon mengaku senang karena orang-orang terdekat bisa menerimanya.
"Sebenarnya aku tidak menghadapi banyak kesulitan atau bahkan menderita dalam proses mengenal Islam. Jadi cerita ini memang sangat pendek. Dan walaupun angka umat Muslim di Korea masih sedikit, namun terus meningkat. Aku harap ceritaku bisa memberikan orang lain kesempatan untuk bisa berbagi cerita mereka," tutup Ayana.