10 Langkah Terapkan Pola Asuh yang Positif

18 Mei 2018 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Sayangnya, keinginan ini membuat orang tua salah menerapkan pola asuh pada anaknya. Misalnya, orang tua masa kini menerapkan pola asuh zaman dulu kepada anaknya sekarang. Ini tentu menjadi sebuah kesalahan besar. Sebab beda zaman, beda pula pola asuhnya.
ADVERTISEMENT
Psikolog Ajeng Raviando menyarankan orang tua masa kini agar menerapkan pola asuh yang positif atau biasa dikenal dengan istilah 'positive parenting' kepada anak-anaknya. Pola asuh ini mendukung penerapan bimbingan yang penuh kasih, melalui cara-cara yang positif dan menghindari sistem hukuman.
Menurut Ajeng, pola asuh ini membantu menerapkan disiplin yang efektif untuk anak. Selain itu, pola ini bisa menerapkan interaksi yang menyenangkan antara orang tua dan anak.
Lantas bagaimana cara menerapkannya? Berikut panduan untuk orang tua yang diungkapkan ajeng dalam workshop HP and Disnye "Homework Rescue", di Tanamera Coffe, Jakarta Selatan, Jumat (11/5).
1. Menjadi Model yang Baik untuk Anak
Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Oleh sebab itu, lakukan hal-hal baik agar anak meniru yang baik pula dari Anda.
ADVERTISEMENT
2. Mengenali Perkembangan Anak
Ketahui bagaimana perkembangan yang dimiliki anak Anda, Moms. Apakah sesuai dengan usianya atau tidak.
3. Meluangkan Waktu Berkualitas dengan rutin
Sesibuk apapun pekerjan Anda, luangkan waktu sejenak bersama anak seperti menemani atau mendampinginya saat mengerjakan PR di rumah. Nah, agar hasil PR-nya maksimal, penuhi apa yang dibutuhkan untuk mendukung PR-nya tersebut. Misalnya dengan menyediakan sebuah printer khusus untuknya.
4. Fokus Pada Tingkah Laku Positif, Berikan Dukungan dan Tunjukkan Penghargaan
Menurut Ajeng, memberikan pujian kepada anak tidak melulu karena prestasinya akademisnya. Apabila anak memiliki perilaku yang baik, dan suka menolong orang itu juga termasuk sebuah prestasi. Oleh sebab itu, berikan dukungan dan penghargaan kepada anak sekecil apapun yang dilakukannya.
ADVERTISEMENT
5. Bekali Konsekuensi Logis
Apabila Anda tidak mengerjakan PR-nya, jangan langsung memarahinya. Berikan konsekuensi yang logis padanya. Apabila dia tidak mengerjakannya, dia akan kebingungan sendiri sebelum dia berangkat sekolah pada pagi hari karena tugas yang diberikan oleh guru belum selesai.
6. Tanamkan Nilai-nilai
Ajarkan anak nilai-nilai yang diterapkan khusus oleh keluarga di rumah. Seperti nilai-nilai keagaaman, moral, dan adat dan kebiasaan yang dianut oleh keluarga.
7. Lakukan Diskusi dan Negosiasi
Berikan pilihan pada anak, contohnya ketika anak tidak mengerjakan PR sekolahnya dengan alasan capek. Maka berikan ia waktu untuk istirahat terlebih dahulu. Lalu ingatkan ia kembali pada malam hari untuk mengerjakannya atau bila memungkinkan esok hari saat subuh sebelum berangkat sekolah. Pada saat ini, tugas Anda adalah terus mengingatkan anak.
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
8. Ciptakan Komunikasi yang Efektif
ADVERTISEMENT
Ciptakan komunikasi yang efektif anak dengan memberikannya perhatian-perhatian kecil setiap hari. Seperti setelah pulang sekolah, tanyakan kesehariannya di sekolah bagaiamana? Apakah dia mengalami hal yang buruk atau tidak? Apakah dia sedang mengalami masalah atau tidak?
9. Beri Ruang untuk Tumbuh dan Melakukan Kesalahan
Tak mengapa bila nilai PR anak tidak sesuai seperti yang Anda harapkan. Berikan ia semangat untuk memperbaiki kesalahannya. Sebab kesalahan itu penting agar ia tau sejauh mana kemampuannya.
10. Berikan Cinta Tanpa Syarat
Jangan mencintai anak karena ia ahli matematika atau nilai akademisnya yang baik. Cintailah anak tanpa syarat apapun, dan percaya terhadap keunggulan dan berbagai potensi yang dimiliki anak. Cinta tanpa syarat ini dapat dilakukan saat orang tua mampu menyadari dan berusaha membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan dirinya.
ADVERTISEMENT