3 Cara Hadapi Suami yang Mudah Marah

10 Februari 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi marah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi marah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis memang tidak semudah menjentikkan jari. Tentu ada saja momen-momen ketika Anda dan suami berbeda pendapat, bertengkar atau merasa kesal. Apalagi kalau suami Anda termasuk orang yang penuh temperamen, cepat tersinggung dan mudah marah. Aduh, capeknya...
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana cara bijak menghadapi tipe suami yang seperti itu? KumparanMom (kumparan.com) merangkum cara-cara yang bisa Anda coba:
Tetap Tenang
Com-Lebih tenang, pelajaran mudah dipahami (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Lebih tenang, pelajaran mudah dipahami (Foto: Thinkstocks)
Satu hal penting yang perlu Anda lakukan adalah tetap tenang. Jangan sampai Anda malah ikut terpancing dengan suasana yang sedang panas. Terkadang, ketika marah pria sebenarnya hanya ingin didengar. Maka, cobalah menjadi pendengar yang baik tanpa membantah, menyela atau mengomentarinya. Ketika amarahnya sudah mereda, Anda bisa mulai bicara tetap dengan kepala dingin.
Berhenti Merajuk
Ilustrasi wanita lebih mudah stres (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita lebih mudah stres (Foto: Pixabay)
Anda perlu mengetahui momen-momen yang tepat untuk bersikap pada suami Anda. Ketika marah, upayakan tidak menambah kegeramanannya dengan rajukan Anda yang barangkali membuatnya sebal.
Namun, bukan berarti Anda beralih menjadi dingin sama sekali. Tetaplah memberinya kelembutan dan kasih sayang. Sepulang kerja misalnya, ketika tiba-tiba ia marah tanpa sebab Anda bisa terlebih dahulu menyiapkan minuman favoritnya alih-alih memberondongnya dengan rajukan.
ADVERTISEMENT
Tingkatkan Keintiman
Berhubungan intim dengan pasangan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berhubungan intim dengan pasangan (Foto: Thinkstock)
Anda bisa memanfaatkan akhir pekan atau hari libur untuk menyusun rencana kebersamaan bersama keluarga. Jika perlu, pergilah ke tempat yang memungkinkan Anda dan suami bisa berdialog dan membangun keintiman untuk saling memahami satu sama lain.
Di sela-sela hari kerja misalnya, Anda bisa pula mencuri waktu untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak-anak. Sekedar makan malam di tempat pacaran dulu, nostalgia waktu pertama bertemu, atau sekadar minum teh berdua di teras rumah ketika anak-anak tidur.
Intinya, jalin kembali keintiman dengan suami. Pahami serta utarakan juga jika suami akan lebih manis ketika tidak cepat marah misalnya.
Semoga berhasil, Moms!