4 Langkah agar Anak Bisa Pulang-pergi Sekolah Sendiri

14 April 2018 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pendidikan Anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Pendidikan Anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali anak bersekolah, Anda dan pasangan mungkin akan mengantar, sekaligus menemani sampai jam pulang sekolah. Tapi belum tentu bisa dan harus seperti itu seterusnya.
ADVERTISEMENT
Anda mungkin pernah berpikir juga, bagaimana kalau si kecil berangkat dan pulang sekolah sendiri saja?
"Jawabannya, bisa! Bahkan sejak si kecil duduk di bangku TK," kata Saskhya Aulia Prima, psikolog anak dan Co-founder Tiga Generasi kepada kumparanMOM (kumparan.com).
Sebelum melepas anak bisa berangkat dan pulang sekolah sendiri, Anda perlu memerhatikan langkah-langkahnya:
1. Sudah lancar berbicara
Ilustrasi anak membaca.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak membaca. (Foto: Thinkstock)
Saat anak sudah mulai lancar berbicara, ia mesti sudah tahu dan mampu melafalkan dengan jelas siapa namanya dan nama kedua orang tuanya. Ketika ia sudah semakin besar lagi dan kemampuan mengingatnya semakin matang, anak juga perlu dibekali nomor telepon darurat yang mesti ia hapal.
Bila perlu, letakan selalu nomor darurat itu di saku anak, Moms. Namun beritahukan anak, agar ia hanya mengeluarkan nomor penting itu hanya dalam keadaan darurat saja.
ADVERTISEMENT
Menurut Saskhya, itu merupakan modal awal sebelum melepas anak bisa berangkat dan pulang sekolah sendiri.
2. Orang tua harus meriset medan perjalanan
Ikatan yang kuat dengan anak  (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ikatan yang kuat dengan anak (Foto: Unsplash)
Sebelum melepas anak sendirian, orang tua terlebih dulu mesti melihat jalurnya memungkinkan atau tidak untuk anak lalui sendirian. Ini biasanya berlaku bagi anak-anak yang bersekolah cukup dekat dari rumah, maka akan dilewati dengan berjalan kaki.
Pertama-tama, Anda dapat menemani anak sambil melihat ada risiko apa yang mengintai? Misal, jalanannya terlalu ramai kendaraan bermotorkah, atau justru sepi?
Selanjutnya, orang tualah yang menilai dengan medan seperti ini, apakah sudah lolos kategori aman buat anak? Bila sudah begitu, Moms juga mesti menginfokan tempat berjalan kaki yang aman, yakni di jalur pejalan kaki, kapan harus menyebrang, tidak berjalan di tengah-tengah jalan, dan jam-jam yang aman. Misalnya, si kecil boleh lewat jalur itu hanya jika di atas jam 1 siang, atau di atas jam 6 tidak boleh tanpa dampingan Anda.
ADVERTISEMENT
"Anak TK sudah bisa dilepas, asal jalurnya pendek dan anak sudah hal jalan pulang," ujar Saskhya.
Sebaliknya, bila terlalu banyak rintangan, seperti komplek rumahan yang ramai kendaraan bermotor lewat, sebaiknya tidak disarankan bagi usia lima tahun ke bawah. Umumnya, anak baru sadar bahaya saat ia berusia 6 tahun ke atas. "Di bawah usia itu, imajinasi dengan dunia nyata bagi anak masih suka terbalik-balik," tambah Saskhya.
3. Bilamana anak diajak ngobrol orang asing di jalan?
Ketika si kecil sudah dibekali pengetahuan saat ia berada di jalan, dan suatu waktu ia diajak ngobrol dengan orang asing, maka ajarkan si kecil untuk tidak perlu langsung dibalas atau tidak perlu memedulikannya. Tapi melainkan dijawab seperlunya saja.
ADVERTISEMENT
Dan bila orang asing sudah berlagak mencurigakan, ajarkan si kecil untuk segera menghampiri petugas yang menggunakan seragam untuk diminta bantuan, seperti security maupun polisi.
Supaya lebih aman dan terkontrol, minta si kecil untuk pulang dan pergi bersama dengan teman yang yang bersama orang dewasa.
4. Memanfaatkan jasa antar-jemput
Ilustrasi Bus Sekolah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bus Sekolah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kebetulan sekolah si kecil tidak berdekatan dengan rumah, atau justru berjarak cukup lumayan jauh. Bila sudah begitu, maka manfaatkanlah jasa antar-jemput dari sekolah anak, Moms.
Untuk itu, Anda perlu mencari tahu siapakah pengemudinya dan rute yang dilalui bus sekolah anak. Bangunlah komunikasi yang baik dengan pengemudi, dan biarkan si kecil mengenalinya pula, agar ia tahu siapa yang akan menjemputnya setiap hari.
Ingatkan anak pula untuk duduk dengan tenang, tidak mengganggu pengemudi, dan tidak mengeluarkan kepala ke luar jendela.
ADVERTISEMENT