4 Risiko yang Mengintai Anak Bila Ibu Mengalami Depresi Postpartum

13 Januari 2019 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Depresi dan Trauma (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Depresi dan Trauma (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Depresi postpartum adalah masalah kesehatan mental yang dapat dialami para wanita setelah melahirkan. Selain karena perubahan hormon, perubahan identitas dan tanggung jawab baru sebagai seorang ibu juga bisa menjadi faktor pemicunya. Tandanya, kondisi ini berlangsung lebih dari dua minggu hingga berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
Gejala depresi postpartum mirip dengan baby blues, yakni ditandai dengan mulai adanya perubahan suasana hati, sering menangis tanpa sebab, insomnia, dan merasa diri tak berguna. Bedanya, depresi postpartum yakni berlangsung lebih lama dan sang ibu sampai kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Menurut data WHO, depresi postpartum terjadi pada sekitar 19,8 persen wanita yang baru melahirkan. Ibu dengan kondisi ini jelas butuh bantuan orang-orang terdekat dan psikolog, agar tak berkembang menjadi postpartum psikosis atau kondisi yang lebih parah lagi, sebab dengan adanya halusinasi dan percaya pada hal-hal yang tak masuk akal.
Jika dibiarkan terus berlanjut, depresi postpartum bisa memengaruhi hubungan ibu dengan anaknya. Dilansir laman Health Line, nyatanya depresi masih bisa menyerang ibu yang baru melahirkan hingga 11 tahun setelah melahirkan. Berikut dampak depresi postpartum ibu terhadap anak:
ADVERTISEMENT
1. Terlambat Berjalan dan Bicara
Ilustrasi anak belajar jalan.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar jalan. (Foto: Shutterstock)
Mengutip buku Panduan Lengkap Hadapi Persalinan karya Dr. dr Taufik Jamaan, SpOG, anak dengan ibu yang mengalami depresi postpartum cenderung terlambat berjalan dan berbicara. Sebab ibu akan lebih jarang memberi stimulus dan mengajaknya anaknya untuk mengobrol.
2. Punya Masalah Sosial dan Emosional
Ilustrasi anak menangis di sekolah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menangis di sekolah (Foto: Shutterstock)
Menurut penelitian yang dipublikasi di Journal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry pada Agustus 2009, bayi dari ibu dengan depresi postpartum punya kemampuan berinteraksi, mengatur rasa takut, dan merespons rasa stres lebih buruk dibandingkan rata-rata anak.
Karena kekurangan itu, anak jadi kesulitan membina hubungan yang akrab dengan teman sebaya, sulit bergaul di sekolah, dan menarik diri secara sosial, kurang percaya diri, lebih pasif, dan kurang mandiri.
ADVERTISEMENT
3. Lebih Rentan Terkena Depresi
com-Anak Sedih (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Anak Sedih (Foto: Thinkstock)
Sama halnya dengan rasa marah dan sedih, depresi juga menular. Anak-anak dari ibu yang depresi lebih berisiko terkena depresi tujuh kali lipat saat dewasa nanti, dibandingkan anak-anak lainnya. Mereka juga berisiko empat kali lipat mengalami masalah perilaku.
4. Kemampuan Belajar yang Rendah
Ilustrasi kesulitan belajar pada anak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesulitan belajar pada anak (Foto: Shutterstock)
Karena kurang percaya diri, anak-anak itu seringnya juga punya kemampuan belajar yang rendah. Menurut penelitian, mereka kerap mendapat nilai matematika yang buruk, dua kali lipat lebih sering daripada anak-anak dengan ibu yang bahagia. Dan hal ini bisa berisiko terbawa sampai si kecil beranjak dewasa.
Untuk itu, Moms, bila Anda merasa ada kondisi psikologi yang begitu mengganggu usai melahirkan, jangan sungkan untuk segera cari bantuan demi kebaikan Anda dan si kecil.
ADVERTISEMENT