4 Tipe Pola Asuh yang (Mungkin) Perlu Anda Ketahui

24 Desember 2017 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Macam-macam pola asuh yang perlu Anda ketahui (Foto:  Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Macam-macam pola asuh yang perlu Anda ketahui (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Berbicara soal anak, tentu tak akan lepas dari pola asuh atau keseluruhan interaksi yang tercipta antara anak dan orang tua. Semu itu dapat mempengaruhi perkembangan psikologis si anak.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, gaya pola asuh dikategorikan dalam dua tipe. Pertama, demandingness (tuntutan) yang merujuk pada bagaimana orang tua menuntut dan mengontrol perilaku anak-anaknya. Kedua, responsiveness (responsif) yakni kondisi di mana orang tua memahami dan sensitif terhadap kebutuhan dan pertumbuhan emosi si anak.
Dilansir parentingforbrain.com, setidaknya ada empat jenis pola asuh yang terjadi. Masing-masing dari pola asuh yang diklasifikasikan oleh para psikolog ini memiliki dampak yang berbeda-beda.
Authoritative
Pola asuh ini menekankan pada adanya aturan yang jelas yang mendukung perkembangan anak dengan nilai-nilai kemandirian yang diterapkan. Karakter dari pola asuh ini, yakni hangat dan responsif, ekspektasi yang tinggi, aturan yang jelas, suportif, dan mandiri.
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh berwibawa ini biasanya memiliki capaian akademik yang lebih tinggi, percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik.
ADVERTISEMENT
Authoritarian
Berbeda dengan Authoritative, pola asuh ini otoriter ini memiliki aturan yang lebih kaku dan kurang responsif terhadap kebutuhan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini menuntut kepatuhan dari anak-anaknya dengan ekspektasi tinggi.
Menurut Elizabeth T. Santosa, psikolog dan penulis buku Raising Children In Digital Era, mengatakan bahwa tipe orang tua otoriter biasanya lahir dari pola asuh serupa yang diterimanya ketika kecil. Mereka kemungkinan banyak menerima hukuman fisik di masa kecilnya dulu. .
Ia juga mengatakan bahwa salah satu indikator pola asuh otoriter adalah tingginya frekuensi kalimat larangan seperti: “jangan…” dan “tidak boleh…”. Anak-anak yang tumbuh melewati pola asuh seperti ini biasanya memiliki capaian akademik yang kurang baik, rendah diri, dan sulit bersosialisasi.
Ilustrasi orang tua mengkritik anak (Foto: Dok.Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua mengkritik anak (Foto: Dok.Thinkstock)
Permissive
ADVERTISEMENT
Tipe pola asuh berikutnya adalah tipe permisif. Orang tua tipe ini sering memanjakan anak, tidak banyak menuntut, dan memiliki kontrol yang rendah terhadap perilaku anak. Orang tua jenis ini sangat responsif dengan cara banyak memberikan hadiah tanpa anak harus berusaha. Sehingga anak tumbuh lebih egois dan impulsif. Selain itu, anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh permisif biasanya lebih problematik dan sulit menaati aturan.
Neglectful
Pola asuh terakhir adalah pola asuh di mana orang tua tidak ikut campur terhadak kehidupan anak. Tak ada aturan, tidak juga merespons kebutuhan emosi anak, malah cenderung membiarkan si anak bebas tanpa aturan dan nilai-nilai.
Sikap dingin orang tua, yang merasa tugasnya hanya sekadar memberi makan dan fasilitas kehidupan saja, membuat anak cenderung memberontak, rendah diri, dan impulsif. Kondisi terburuk, anak akan merasa diabaikan sehingga ia mengalami persoalan psikologis mendalam.
ADVERTISEMENT