5 'Drama' Parenting di Hari Lebaran

14 Juni 2018 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan ibu. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan ibu. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Akan ada banyak aktivitas yang Anda dan keluarga lakukan di hari Lebaran nanti. Mulai dari salat Id, menerima tamu di rumah atau berkunjung ke rumah sanak saudara.
ADVERTISEMENT
Rutinitas yang berbeda dari hari-hari biasanya itu, tak jarang membuat anak bersikap di luar kebiasaannya. Bisa juga, anak 'kaget' menghadapinya, Moms.
Ada yang terlalu bersemangat menyambut Hari Lebaran, tapi ada juga yang jadi bingung hingga membuat si kecil tantrum. Nah, berikut beberapa 'drama' Hari Lebaran yang mungkin terjadi pada anak beserta solusinya. Apa saja?
1. Anak susah bangun saat diajak Salat Id
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Thinkstock)
Untuk bisa melaksanakan Salat Id, Anda dan keluarga harus bangun lebih awal, karena biasanya Salat Id digelar sekitar pukul enam pagi. Sulit membangunkan anak di pagi hari tentu bisa menjadi kendala dalam melaksanakan Salat Id, Moms.
Agar hal tersebut tidak terjadi, Anda dapat menyiasatinya dengan beberapa hal yang dapat memicu semangat anak. Misalnya, katakan pada anak di malam hari, bahwa esok adalah hari Lebaran, di mana ia bisa bertemu dan bermain dengan saudara dekatnya. Selain itu jangan biarkan anak tidur larut malam agar ia tidak susah dibangunkan di pagi hari, Moms.
ADVERTISEMENT
2. Baju ketumpahan air atau makanan
Lumrah memang kalau anak makan agak berantakan. Tapi kalau sedang bersilaturahmi di rumah saudara atau kerabat bagaimana ya? Padahal itu baju Lebaran satu-satunya.
Solusinya, tetap sediakan baju ganti di dalam tas, Moms. Agar jika sewaktu-waktu baju si kecil basah atau kotor, Anda dapat langsung menggantikannya. Artinya beli beberapa baju Lebaran? Tidak perlu begitu juga kok, bawa saja baju lama dari lemari anak. Yang penting, cukup sopan dan rapi.
3. Merusak atau memecahkan barang di rumah orang
Menemukan benda menarik atau bertemu teman sebaya saat bersilaturahmi biasanya membuat si kecil heboh dan 'tak bisa diam'. Ia pun menjadi sangat aktif, sehingga bisa saja ia tidak sengaja memecahkan barang saat sedang bermain di rumah saudara atau kerabat Anda.
ADVERTISEMENT
Jika hal itu terjadi, jangan langsung memarahi anak ya, Moms. Pahamilah keadaan psikologisnya, karena si kecil pasti merasa bersalah dan takut dimarahi si pemilik rumah.
Memarahi anak juga akan membuat 'drama' Anda semakin menarik perhatian banyak orang. Tidak mau, kan?
Minta maaflah segera pada pemilik rumah atas perbuatan anak Anda. Jangan lupa pula untuk menawarkan penggantian atas barang yang dirusak atau dipecahkan anak. Saat anak sudah merasa tenang, Anda juga dapat mengajaknya meminta maaf kepada pemilik rumah.
4. Anak menolak makan hidangan yang disajikan
Ilustrasi anak makan kue.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan kue. (Foto: Thinkstock)
Ketupat, opor ayam atau menu lain yang disajikan di rumah orang mungkin bukan hidangan yang familiar di lidah maupun mata anak. Tak heran kalau anak lantas menolaknya.
ADVERTISEMENT
Antisipasi kejadian seperti ini dengan tetap membawa makanan praktis yang jadi favorit anak, Moms. Si kecil bisa memakannya dalam perjalanan.
Merasa tidak enak dengan pemilik rumah? Sampaikan baik-baik kalau si kecil sudah makan karena tadi merasa lapar di perjalanan.
Tapi tak ada salahnya Anda juga minta si kecil mencoba makanan yang 'asing' baginya. Semangati anak untuk setidaknya mencobanya dulu sedikit, siapa tahu ia justru menyukainya.
5. Rewel atau bersikap tidak sopan
Anak menangis  (Foto:  THINKSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menangis (Foto: THINKSTOCK)
Lebaran adalah momen di mana anak akan bertemu dengan banyak keluarga atau orang baru. Sebagian anak bisa saja merasa takut atau tidak nyaman dengan kondisi tersebut.
Agar si kecil tidak rewel, bantu ia mengatasi perasaan itu, Moms. Misalnya dengan menjelaskan dulu pada anak siapa yang akan ditemuinya. Katakan, "Kita akan ke rumah Tante Nila. Dia sepupu Ibu. Waktu kecil, Ibu dan Tante Nila sering main sepeda sama-sama. Seperti kamu dan Dena sepupumu. Di rumah Tante Nila nanti juga akan ada Eyang Lastri. Yang pernah ke rumah membawakan kamu onde-onde rasa coklat itu, lho!"
ADVERTISEMENT
Cerita Anda akan membuat anak merasa siap, lebih dekat dan tidak canggung dengan orang-orang yang akan ditemui.
Jangan lupa juga untuk selalu mendampingi anak saat berkenalan dengan orang baru.
Bila anak menunjukkan sikap menolak, jangan dipaksa ya Moms. Biarkan ia menemukan rasa nyaman dengan sendirinya, Moms. Memaksa anak justru dapat membuatnya semakin takut dan menciptakan trauma.