5 Hal yang Bisa Anak Pelajari dari Pemilu

17 April 2019 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak memerhatikan bagaimana sikap orang tua menyambut pemilu Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak memerhatikan bagaimana sikap orang tua menyambut pemilu Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemilu tiba! Hari ini, pesta rakyat digelar di Indonesia kita. Apakah Anda sudah pergi ke TPS dan memberikan hak pilih Anda, Moms? Beberapa orang tua, bahkan juga mengajak anak ke tempat pemungutan suara atau TPS.
ADVERTISEMENT
Membawa anak ke TPS memang boleh-boleh saja. Selain tidak ada peraturan yang melarang pemilih membawa anak, psikolog anak pun menganggap hal ini tidak merugikan dan justru bisa dijadikan peluang untuk anak belajar.
Alzena Masykouri, M.Psi, Psi., psikolog klinis anak dan remaja dari Sentra Tumbuh Kembang Anak, Kancil, Duren Tiga, Jakarta Selatan, misalnya. Ia mengatakan, boleh saja mengajak anak ke TPS untuk menunjukkan atau menyampaikan pada anak proses yang terjadi. Apalagi bila anak memang sudah bertanya atau pernah menanyakan mengenai Pemilu kepada Anda, Moms.
"Ketika anak bertanya, berarti dia sudah dia sudah aware, dan orang tua perlu menjawab guna memberikan informasi yang akurat," papar Alzena dalam kegiatan diskusi tentang anak dan Pemilu yang diselenggarakan Komite Sekolah Tetum Bunaya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, awal bulan lalu.
ilustrasi ibu dan anak jelang pemilu Foto: Shutterstock
Karena itu bila orang tua menganggap perlu mengajak anak ke TPS agar bisa memberi informasi yang lebih konkret atau untuk membiasakan anak agar kelak bila sudah dewasa menggunakan hak pilihnya, silakan saja.
ADVERTISEMENT
Membawa anak ke TPS juga bisa memberi anak kesempatan mempelajari beberapa hal lain yang tak kalah penting.
"Iya, orang tua bisa menggunakan momen Pemilu sebagai pengalaman belajar bagi anak-anak. Ada banyak kok, hal yang bisa dipelajari dari Pemilu," ujar psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi, Universitas Indonesiadari Anna Surti Ariani M.Psi, Psi.
Psikolog yang biasa disapa dengan panggilan Nina ini juga memberi beberapa contohnya untuk Anda, Moms. Apa saja?
Ilustrasi Surat Suara Pemilu 2019. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
1.Kosa Kata
Di momen Pemilu, anak bisa belajar berbagai kosa kata baru seputar pemilihan seperti 'tinta', 'presiden', ‘coblos’, ‘bilik’, 'nomor urut', dan sebagainya. Tentu saja, Anda bisa menyesuaikannya dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
2.Kerahasiaan
Saat menjelaskan pada anak tentang asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, Anda bisa menekankan lebih banyak tentang pentingnya menjaga kerahasiaan. Pastikan anak mengerti, siapapun yang jadi pilihan orang tuanya atau pilihannya sendiri kelak saat dewasa, berhak untuk tidak diberitahu pada orang lain bahkan pada keluarga sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jadi anak paham kalau ia tidak perlu masuk bilik, dan tidak perlu mengetahui pilihan orang tuanya saat Pemilu," ujar Nina.
Ilustrasi warga mempelajari daftar calon anggota legistalif Foto: Dok: Kendarinesia.id
3.Mematuhi aturan
Melalui Pemilu, anak juga dapat belajar mengenai berbagai peraturan dan pentingnya memahatuhi peraturan-peraturan tersebut. Mulai dari undang-undang yang membuat kita bisa mengikuti pemilihan, sampai peraturan KPU mengenai larangan pemilih membawa telepon genggam (handphone) dan/atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara misalnya.
Pada anak yang lebih kecil, Anda bisa mengajari anak peraturan yang lebih sederhana sesuai dengan pemahaman anak. Misalnya bagaimana semua pemilih harus membawa surat undangan, menunggu dengan tertib, memilih di dalam bilik hingga mencelupkan jari ke dalam tinta sebagai bukti dan tanda kejujuran.
4.Sosialiasi
Biasanya kalau kita saling bertemu dengan tetangga di TPS, maka kita saling mengucap salam dan berbincang. Menurut Nina, anak juga bisa belajar dari kesempatan ini. "Anak jadi bersosialisasi dengan sesama warga, dan mengenal tokoh2 masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Ini bagus, lho!" ujarnya.
ADVERTISEMENT
5.Merayakan perbedaan, menjaga kerukunan
Satu lagi yang sangat penting, ajari anak tentang perbedaan, Moms. Jelaskan bahwa setiap orang bisa saja memilih dan memutuskan hal yang berbeda, dengan pertimbangan yang berbeda-beda juga.
Sampaikan bahwa meski pilihan setiap orang bisa saja berbeda, kita tetap harus menghargai, menghormati dan menjaga kerukunan. Pastikan Anda tidak mengecilkan, merendahkan, apalagi sampai menghina pilihan orang lain. Baik maupun buruk, sikap kita akan selalu diperhatikan dan dicontoh oleh anak lho, Moms.
Orang tua perlu menjawab bila anak bertanya tentang pemilu Foto: Shutterstock
Pesan Jasmin Jasin, seorang pendidik yang juga Kepala Sekolah Gemala Ananda, Jakarta Selatan, juga bisa Anda jadikan referensi untuk bersikap dan bicara pada anak mengenai Pemilu.
"Kalaupun yang terpilih bukan kandidat pilihan kita, seharusnya kita terus bekerja sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing, untuk kebaikan masyarakat Indonesia, tetap menjalankan kewajiban sebagai warga negara Indonesia," pesan Jasmin.
ADVERTISEMENT
Menurut Jasmin, anak juga perlu dijelaskan bahwa sebagai warga negara Indonesia kita semua tetap berhak menikmati program Presiden terpilih dan mendapatkan layanan yang baik karena hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia selalu melekat pada diri kita, BUKAN tergantung pada siapa yang kita pilih ataupun siapa yang terpilih.
Pastikan anak paham bahwa Presiden, Wakil Presiden dan para legislator adalah orang yang bekerja untuk kita, karena negeri ini adalah milik kita semua.
Jadi, yuk, ajari anak apa yang menjadi hak dan kewajibannya, beri mereka rasa aman dan percaya pada negeri ini sekaligus tanamkan semangat untuk terus membangun Indonesia bersama-sama.