5 Kondisi yang Mengharuskan Ibu Melahirkan dengan Operasi Caesar

10 September 2018 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Melahirkan normal atau operasi caesar? Kedua hal tersebut tampaknya menjadi kebimbangan yang menggelayuti pikiran setiap ibu hamil. Mereka dilema apakah akan melahirkan sesuai dengan fitrah biologisnya atau dengan bantuan pembedahan yang dilakukan oleh tim medis.
ADVERTISEMENT
Banyak ibu yang menginginkan untuk menjalani persalinan normal. Namun terkadang, ada beberapa kondisi tubuh ibu dan bayi yang mengharuskan ibu menjalani operasi caesar. Jika sudah begitu, Anda tidak boleh sedih ataupun kecewa, Moms. Ingat ini dilakukan tentunya untuk keselamatan ibu dan juga bayi.
Lantas, kondisi seperti apa saja yang membuat seorang ibu diharuskan untuk melakukan operasi caesar?
Jantung Bayi yang Tidak Stabil
Ilustrasi janin dalam kandungan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janin dalam kandungan. (Foto: Thinkstock)
Saat kontraksi muncul, maka akan ada pemeriksaan yang dinamakan CTG. Perut ibu akan dipasangkan sebuah alat untuk melihat detak jantung ibu dan bayi. Jika hasilnya normal, maka ibu bisa melakukan proses persalinan normal. Tapi jika tidak, maka demi keselamatan bayi, ibu harus menjalani operasi caesar.
ADVERTISEMENT
Tali Pusat yang Masuk ke Serviks
Ada kondisi di mana tali pusat bayi masuk melalui serviks (prolapsed cord). Jika itu terjadi, bayi harus segera dilahirkan karena tali tersebut merupakan suplai oksigen bayi satu-satunya. Jika ibu belum menunjukkan tanda-tanda melahirkan, maka operasi caesar merupakan jalan keluar untuk menyelamatkan bayi di dalam kandungan.
Ibu Memiliki Tekanan Darah yang Tinggi atau Preeklampsia
Kaki bengkak pada ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kaki bengkak pada ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
Tekanan darah yang tinggi menjelang persalinan, bisa dikategorikan sebagai preeklampsia. Preeklampsia adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi saat hamil. Tanda-tanda preeklampsia lainnya adalah ibu memiliki kelebihan protein di dalam urine, dan adanya pembengkakkan di kaki, tangan dan wajah. Jika ibu mengalami kondisi ini, maka ibu tidak boleh melahirkan secara normal. Memaksakan kehendak untuk melahirkan normal justru bisa membahayakan keselamatan ibu.
ADVERTISEMENT
Plasenta Pervia
Plasenta atau yang biasa disebut dengan ari-ari merupakan organ penting yang ada pada ibu hamil. Selama masa kehamilan, plasenta ikut bertumbuh mengikuti pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pada awal kehamilan, plasenta biasanya berada di bagian bawah rahim. Seiring dengan pertumbuhan bayi, plasenta dengan kondisi normal akan bergerak menjauhi leher rahim dan menuju bagian atas rahim. Kondisi di mana plasenta tidak bergerak dan tetap berada di bagian bawah rahim dinamakan plasenta previa.
Kondisi plasenta yang berada di bagian bawah rahim bisa menutupi jalan lahir bayi. Maka satu-satunya jalan untuk melahirkan bayi adalah dengan operasi caesar. Melahirkan normal dengan kondisi plasenta previa justru bisa menimbulkan komplikasi berupa perdarahan.
ADVERTISEMENT
Gawat Janin
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
Gawat janin merupakan sebuah kondisi di mana janin tidak memenuhi tuntutan persalinan. Gawat janin sendiri disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah janin yang tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor, meliputi:
Berat janin yang rendah, pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang, dan adanya iritasi pada paru-paru janin. Jika ibu mengalami kondisi ini, maka melahirkan melalui operasi caesar adalah jalan keluar terbaik, Moms.