news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua Baru

13 Agustus 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Orang Tua Baru dan Bayinya (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Orang Tua Baru dan Bayinya (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Semua orang tua melakukan kesalahan, apalagi bila masih berstatus sebagai orang tua baru dengan bayi di bawah usia 1 tahun. Karena nyatanya, memang tidak ada yang namanya sekolah untuk orang tua dan tidak akan pernah ada juga orang tua yang sempurna. Tetapi jika Anda tahu 10 kesalahan yang paling umum atau banyak dilakukan oleh orang tua baru, mungkin Anda dapat menghindarinya kan, Moms? Nah, apa saja?
ADVERTISEMENT
1. Gampang Parno dan Panik
"Banyak orang tua baru mengalami kecemasan yang berlebihan atau langsung panik saat melihat bayinya melakukan hal-hal yang sebenarnya wajar-wajar saja. Misalnya saat bayi gumoh, muntah, tidur lebih lama atau kulitnya sedikit memerah, " kata Leon Hoffman, MD, direktur Pacella Parent Child Center di New York, Amerika Serikat. "Mereka tidak sadar, bayi ikut merasakan kecemasan itu."
Hoffman mengatakan, kebanyakan orang tua baru juga terlalu mengkhawatirkan hal-hal kecil atau mudah sekali parno, di tahun pertama kehidupan bayi. Apakah bayi terlalu banyak buang air atau terlalu sedikit? Apakah terlalu banyak mengeluarkan ludah? Apakah cukup makan atau terlalu sedikit? Apakah menangis terlalu sering atau tidak cukup? Dan banyak lagi lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kecemasan ini membuat Anda justru tidak bisa menikmati tahun pertama kehidupan bayi Anda. Sayang, kan?" kata Hoffman, "Percayalah, bayi-bayi kecil itu jauh lebih tangguh daripada yang Anda kira."
Ilustrasi bayi menangis. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menangis. (Foto: Thinkstock)
2. Tidak Membiarkan Bayi Menangis
Banyak orang tua baru yang berpikir tugasnya adalah memastikan bayi tidak menangis. Ini karena mereka mengasosiasikan menangis dengan adanya sesuatu yang salah dan harus memperbaikinya. Padahal, bayi memang 'dirancang' untuk menangis karena menangis merupakan cara bayi berkomunikasi. Jadi, tidak selalu menangis artinya ada yang salah, Moms.
Tetapi jika bayi Anda menangis dan tidak berhenti meski sudah dihibur selama satu jam dan atau mengalami demam, ruam, muntah, perut bengkak, atau hal lain yang tidak biasa, Anda baru perlu khawatir. Intinya, Anda yang seharusnya paling mengenal tangisan bayi Anda sendiri. Jika Anda merasa ada yang tidak benar dari tangisan si kecil, periksakan ia ke dokter secepatnya.
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
3. Membangunkan Bayi untuk Menyusui
ADVERTISEMENT
"Bayi yang sudah disusui sebelum tidur, bisa --dan seharusnya akan-- tidur sepanjang malam," kata Walker, "Tapi ada kesalahpahaman umum pada orang tua baru di mana mereka berpikir ASI tidak cukup untuk mengisi perut bayi." Jadi bila si kecil tidak menangis minta disusui, tidak usah dibangunkan, Moms. Bayi (juga Anda!) butuh tidur berkualitas juga, kan? Ingat, tidak selamanya juga bayi menangis di tengah malam karena mau menyusu, lho!
4. Bingung antara Ludah, Gumoh dan Muntah
Meski selintas terlihat sama, ternyata gumoh dan muntah tidak sama. Orang tua perlu tahu dan dapat membedakannya agar dapat memberikan penanganan yang tepat bila bayi mengalami hal ini.
Gumoh terjadi saat bayi terlalu cepat menyusu atau ia menangis hingga menelan terlalu banyak udara. Selain itu, gumoh juga bisa terjadi setelah bayi bersendawa. Berbeda dengan gumoh yang mengalirkan susu dengan sendirinya, maka pada bayi muntah tampak ada usaha mengedan untuk mengeluarkan. Muntah bisa juga sebagai gejala penyakit refluks (gastroesphageal refluks disease), sumbatan usus, infeksi telinga hingga otak serta alergi protein.
Ilustrasi Bau Mulut Bayi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bau Mulut Bayi (Foto: Pixabay)
5. Mengabaikan Perawatan Mulut Bayi
ADVERTISEMENT
"Banyak orang tua baru tidak memikirkan gigi bayi baru lahir atau kesehatan mulut mereka sampai akhirnya terlambat," kata Saul Pressner, dokter gigi yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Tidak ada kata terlalu dini lho Moms, untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi bayi.
Pressner memberikan pesan berikut ini untuk orang tua baru, "Pertama, jangan biarkan bayi minum susu sampai tertidur atau sambil tidur terutama setelah giginya tumbuh. Ini bisa merusak giginya." kata Pressner. "Kedua, gunakan kain kasa basah untuk membersihkan gusi bayi dan ketiga, mulailah menggunakan sikat gigi saat bayi berusia 1 tahun," lanjutnya.
Ilustrasi pasangan orang tua baru (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan orang tua baru (Foto: Thinkstock)
6. Mengabaikan Pernikahan Anda
"Tetap berusaha menjaga ikatan dan kedekatan dengan pasangan setelah memiliki anak sangat penting dan tidak boleh diabaikan," kata John C. Friel, PhD, seorang psikolog berlisensi dari New Jersey, Amerika Serikat. "Pasalnya, kelemahan apa pun dalam hubungan pernikahan Anda bisa jadi membesar dengan kehadiran si kecil."
ADVERTISEMENT
Jadi sebanyak apapun perhatian dan energi yang Anda keluarkan untuk bayi, pastikan Anda dan suami juga tetap memberi perhatian dan energi satu sama lain ya, Moms. Friel memberi tips, "Pastikan Anda tetap menghidupkan cinta, menjaga gairah, dan mencurahkan afeksi pada pasangan. Percayalah, ini sangat penting serta akan berguna tidak hanya bagi Anda berdua tapi juga untuk tumbuh kembang si kecil maupun masa depannya."