news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Tanda Anda sedang Terapkan Pengasuhan Otoriter

26 Juli 2018 19:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengasuhan Anak pada orang Tua Otoriter (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengasuhan Anak pada orang Tua Otoriter (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tanpa orang tua sadari, mereka bisa jadi sedang menerapkan pengasuhan anak secara otoriter. Itu terlihat dari tingginya tuntutan atau harapan orang tua terhadap anak namun, respon yang Anda berikan begitu rendah dan tidak sesuai dengan keinginan dan minat anak. Singkatnya, Anda mengabaikan perasaan, pendapat, dan minat anak.
ADVERTISEMENT
Pola pengasuhan seperti ini terlihat orang tua begitu peduli dengan cemerlangnya hidup dan masa depan anak kelak. Sehingga, benar-benar sedang menanamkan disiplin keras dan tanggung jawab pada anak.
Tapi, tanpa disadari Anda justru menjadi pengendali yang mengabaikan apa yang sebetulnya dibutuhkan dan disukai anak. Dampaknya, bisa beragam Moms. Anak bisa jadi tertekan, depresi, hingga membenci orang tuanya. Tentu tak mau kan?
Lalu, apa saja tanda Anda sedang terapkan pengasuhan anak secara otoriter? kumparanMOM merangkumnya dari Mom Junction berikut ini.
Punya Harapan Tinggi
Ilustrasi anak belajar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar (Foto: Thinkstock)
Coba periksa diri Anda, apakah Anda menumpukan harapan tinggi pada anak Anda? Seperti harus selalu unggul dalam akademik di sekolah.
Hati-hati Moms, jika berlebihan harapan justru bisa jadi hal yang membahayakan. Jangan sampai, dikarenakan keinginan Anda, anak terpaksa berlaku tidak baik seperti menyontek agar ia dapat nilai yang bagus.
ADVERTISEMENT
Bijaklah menggantungkan harapan pada anak Moms, satu yang lebih penting ialah anak bisa menikmati proses belajarnya.
Aturan Ketat Tak Rasional
Menerapakan aturan ketat, tanpa penjelasan alasan yang rasional. Bahkan, tak ada ruang bagi anak untuk tahu kenapa Anda melarangnya.
Memberi aturan demi kebaikan anak, jelas boleh-boleh saja. Namun adalah jauh lebih baik bila Anda perlu menjelaskan alasan yang logis dan dengan cara baik. Katakanlah seperti, "Nak, sepulang sekolah boleh main tapi setelah ganti baju dan makan ya".
Tak Mendengar Alasan
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Bukannya memberi kesempatan pada anak untuk menjelaskan kesalahan dan memahami perasaannya, Anda malah langsung menghukumnya. Entah itu dengan kekerasan verbal atau fisik. Singkatnya, Anda selalu menuntut anak untuk mendengar Anda, tapi Anda tak jadi pendengar yang baik untuk si kecil.
ADVERTISEMENT
Tidak Memberi Pilihan
Apa yang terbaik untuk anak adalah Anda yang menyetir. Hanya ada satu pilihan yang bisa dijalankan oleh anak, suka atau tidak. Waspadai, jika pikiran itu muncul dalam benak bahkan Anda lakukan terhadap anak bisa jadi Anda telah jadi otoriter.
Tidak Menunjukkan Rasa Sayang dan Empati
Ilustrasi anak stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stres. (Foto: Thinkstock)
Orang tua otoriter cenderung tidak menunjukkan kehangatan perilaku pada anak. Entah itu berupa ucapan sayang, pelukan, hingga sekadar menanyakan emosi dan perasaan anak. Padahal anak butuh rasa kasih Anda lewat sentuhan-sentuhan itu lho, Moms.
Kurang Percaya
Orang tua juga kurang percaya pada apa yang dilakukan anak. Bukan saja tentang pada apa yang dilakukan anak, namun juga termasuk pikiran atau pendapat anak. Sehingga, orang tua dengan pengasuhan anak secara otoriter juga sulit menerima pendapat dari anak. Bisa jadi malah, anak disebut sebagai pembangkang dan nakal.
ADVERTISEMENT