Ada Kampung ASI di Surabaya! Apa Maksudnya?

12 Agustus 2019 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu Menyusui di Kampung ASI. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Menyusui di Kampung ASI. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tak heran bila World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menyarankan bayi diberi ASI dan hanya ASI saja (ASI eksklusif) sejak lahir hingga 6 bulan. Ibu kemudian dapat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sambil meneruskan menyusui hingga bayi berusia 2 tahun agar nutrsi yang diperlukan anak demi tumbuh kembang yang optimal dapat terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Pentingnya hal ini rupanya juga sangat dipahami oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur. Sejak tahun 2016, Pemkot Surabaya mencanangkan program yang disebut dengan Kampung ASI. Kampung ASI sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terutama ibu memberikan ASI eksklusif dan memberikan pengetahuan kepada para kelompok pendukung ASI.
"Sebelum tahun 2016, tingkat kepedulian masyarakat terhadap ASI eksklusif tidak terlalu tinggi. Oleh sebab itu, kampung ASI ini hadir untuk meningkatkan kepedulian dan dukungan masyarakat terhadap pemberian ASI," kata Kepala Dinas Bidang Kesehatan Kota Surabaya, Drg. Febria Rachmawati kepada kumparanMOM, Rabu (7/8).
Ketika ditanya soal kriteria suatu wilayah menjadi Kampung ASI, ia mengatakan tak ada syarat atau tolok ukur. Yang penting adalah masyarakat di wilayah tersebut peduli dan mendukung pemberian ASI eksklusif. Ia pun mempersilakan kelurahan yang tertarik untuk menjadikan wilayahnya menjadi Kampung ASI untuk mendaftar di dinas kesehatan Kota Surabaya.
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutterstock
"Jika ada kelurahan atau kecamatan tertarik untuk menjadi Kampung ASI, silakan mengajukan diri ke dinas kesehatan melalui puskesmas. Tidak ada kriteria jumlah minimal ibu menyusui untuk pembentukkan Kampung ASI. Yang terpenting ada kelompok pendukung ASI," kata Febria.
ADVERTISEMENT
Febria pun mengakui masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh program ini. Misalnya saja di Kampung ASI di Kelurahan Wonokromo. Beberapa waktu belakangan, program ini belum berjalan secara optimal.
Sebab para kader Kampung ASI setempat masih bingung bagaimana mengimplementasi program pembinaan kepada warga sasaran, yakni ibu menyusui maupun ibu hamil. Selain itu, sulitnya menyasar para ibu bekerja dan alamat rumah yang tak lengkap menjadi kendala program ini.
Ilustrasi Ibu menyusui. Foto: Getty Images
"Sebenarnya Kampung ASI sudah berjalan semua, namun ibu yang tidak memiliki sarana untuk menyiman ASI perah, ketidakhadiran para ibu menyusui saat peertemuan Kampung ASI, hingga sulitnya menemui para ibu saat kunjungan rumah, menjadi kendala bagi kami menjalankan program ini," jelas Febria.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hingga tahun 2019, Kota Surabaya telah memiliki 100 kampung ASI yang tersebar di kelurahan. Dan rencananya akan menambah kampung ASI lebih banyak lagi.
"Kami ada rencana untuk menambah Kampung ASI dan jumlahnya diharapkan akan terus bertambah. Disesuaikan juga dengan kesiapan masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Wah keren ya, Moms! Apakah ada gerakan atau inisiatif serupa di wilayah Anda?