Akses Medis Terbatas, Begini Proses Persalinan setelah Gempa Palu

3 Oktober 2018 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Di tengah kepanikan dan trauma pascagempa yang disusul tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, beban yang dirasakan ibu hamil tentu makin berat. Apalagi jika ia harus melahirkan dengan kondisi yang serba terbatas.
ADVERTISEMENT
kumparanMOM berusaha menghubungi 6 rumah sakit bersalin di Palu, yakni RSIA Nasanapura, RS Bersalin Siti Masyita, RS Bersalin PKBI, RS Bersalin Tinatapura, RS Bersalin Nisa, dan RS Bersali Care She pada Senin (1/10). Tidak ada satu pun rumah sakit tersebut yang merespons.
Menurut dr Udin Saputra Malik, dokter di RSUD Undata Palu, saat ini hanya ada 4 rumah sakit yang masih beroperasi di Palu, yakni RSUD Undata, RS Anutapura, RS Wirabuana, dan RS Bhayangkara. Hanya RSUD Undata yang masih mampu menggelar operasi berat.
“Kondisi di sini masih serba kekurangan. Masih kurang relawan, logistik, obat-obatan, posko juga belum rapi. Penjaringan mobile ke masyarakat juga masih kurang karena keterbatasan BBM,” jelas dr Udin saat dihubungi kumparanMOM pada Selasa (2/10).
Sejumlah pasien mendapat perawatan di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). (Foto: ANTARA FOTO/HO/BNPB Sutopo Purwo Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pasien mendapat perawatan di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). (Foto: ANTARA FOTO/HO/BNPB Sutopo Purwo Nugroho)
dr Udin menambahkan bahwa RSUD Undata juga menangani cukup banyak proses persalinan setelah gempa, meski tidak menyebutkan angka persisnya. Baik persalinan normal maupun operasi sesar, masih bisa ditangani karena ada dokter kandungan yang berjaga.
ADVERTISEMENT
Namun kondisi di rumah sakit itu pun sangat sibuk. Sebab, persalinan normal yang biasanya bisa dibantu puskesmas kini harus ditangani RSUD Undata semua. Puskesmas-puskesmas di Palu belum beroperasi.
“Hanya ada tiga ruang operasi yang bisa digunakan. Jadi di sini kami sangat sibuk. Barang medis habis pakai juga kurang, seperti benang, urine bag, dan lain-lain,” tambah dr Udin.
Seorang ibu bermain dengan anaknya di tenda pengungsian di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang ibu bermain dengan anaknya di tenda pengungsian di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Saat ini, kebanyakan pasien dan korban gempa di RSUD Undata Palu dirawat di tenda, selasar, serta ruang tunggu poliklinik. Kebanyakan pasien menolak dirawat di dalam gedung yang tersisa karena masih trauma. Tenda darurat untuk pasien pun juga kurang.
“Pasien tidak mau dirawat di dalam gedung karena takut banyak kaca pecah. Tapi tenda juga kurang jadi ada sebagian pasien yang dirawat di ruang terbuka, di tempat yang teduh. Seperti di selasar rumah sakit atau di bawah pohon,” kata dr Udin.
ADVERTISEMENT