Aksi Bebas Mainan di Jerman

15 Maret 2018 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Aksi Bebas Mainan di Jerman (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Aksi Bebas Mainan di Jerman (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Mainan dan anak seakan jadi satu kesatuan yang sulit terpisahkan. Namun, kondisi tersebut tampaknya tidak terjadi dengan murid-murid TK di Jerman.
ADVERTISEMENT
Alih-alih memberikan beragam mainan pada anak-anak, TK di Jerman justru melarangnya. Apa ya alasannya?
"Tanpa mainan, anak-anak punya waktu untuk mengembangkan gagasan mereka sendiri," kata Elisabeth Seifert, Direktur Pelaksana organisasi nonprofit Aksi Bebas Mainan kepada The Atlantic.
Ilustrasi TK di Jerman (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TK di Jerman (Foto: Pexels)
Menurut Seifert, tidak memberikan mainan pada anak bukan berarti menghentikan dunia bermain anak. Hal itu justru bisa memancing kreativitas anak agar bisa menciptakan jenis permainannya sendiri.
"Mereka bermain dengan lebih banyak bersama-sama, maka mereka dapat mengembangkan kemampuan psikososial," imbuh Seifert.
Selain memancing kreativitas, bermain bersama teman-teman juga akan menumbuhkan rasa empati dan belajar memecahkan masalah sendiri.
Ide Aksi Bebas Mainan itu muncul pertama kali dari sebuah penelitian di awal 1980-an. Saat itu para peneliti menemukan tentang 'benih kecanduan' yang ditanam ketika masa kanak-kanak.
Anak Sibuk Dengan Mainan (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Sibuk Dengan Mainan (Foto: Pexels)
Hingga kemudian, terciptalah Aksi Bebas Mainan bagi anak usia 3-6 tahun di Jerman. Dalam aksi tersebut, mereka akan mengambil mainan dari anak-anak guna mengalihkan perhatian si kecil dari perasaan negatif yang mungkin muncul akibat mainan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ide tersebut masih mengundang pro-kontra. Beberapa psikolog mengkritik, Aksi Bebas Mainan justru dikhawatirkan bisa membuat anak-anak stres.
Hans Mogel, seorang profesor Psikologi dari Universitas Passau bahkan mengatakan, jika aksi tersebut merupakan bentuk 'penganiayaan' terhadap anak.
"Ini adalah bentuk pelecehan pada anak. Aksi tersebut bisa mengorbankan perasaan aman dan percaya diri anak," ujar Mogel menanggapi.
Ilustrasi Anak Bermain Bersama (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Bermain Bersama (Foto: istimewa)
Hingga saat ini belum ada penelitian jangka panjang terkait Aksi Bebas Mainan. Namun, kelompok pendukung aksi tersebut mengatakan, jika dua penelitian pada 1990-an menunjukkan, interaksi sosial, kreativitas, empati, hingga kemampuan komunikasi anak yang tidak diberi mainan meningkat.
Bagaimana pendapat Anda, Moms? Setuju atau tidak dengan aksi tersebut?