Alami Keputihan? Bisa Jadi Itu Tanda Anda Hamil!
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi sebenarnya, tidak hanya keterlambatan haid, tanda hamil bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah keputihan . Keputihan adalah salah satu tanda hamil yang paling awal dan bahkan bisa Anda alami sebelum terlambat menstruasi. Misalnya pada minggu pertama atau kedua setelah pembuahan.
Keputihan saat hamil bisa terjadi karena meningkatnya level hormon estrogen dalam tubuh, sehingga kelembapan vagina meningkat. Estrogen ini kemudian meningkatkan aliran darah pada area pelvis sehingga melepaskan lendir di vagina.
Keputihan pada awal kehamilan juga serupa dengan yang Anda alami pada masa subur. Bedanya, volumenya lebih banyak. Volume cairan keputihan ini juga bertambah seiring mendekati waktu persalinan.
Apakah keputihan akan berhenti setelah usia kehamilan bertambah? Belum tentu juga, Moms. Keputihan bisa saja terjadi berulangkali baik pada awal, tengah maupun masa akhir kehamilan Anda.
ADVERTISEMENT
Memang, cairan berwarna putih yang keluar dari vagina itu bisa membuat calon ibu risih. Rasa basah dan gatal yang ditimbulkannya juga bisa menganggu kenyamanan Anda beraktivitas sehari-hari. Karena itu, pastikan saja Anda tetap menjaga kebersihan area vagina Anda.
Anda bisa memakai pantyliner tanpa parfum yang mudah dan praktis diganti untuk mengatasi rasa tidak nyaman, serta rutin mengganti celana dalam secara berkala. Sebaiknya, hindari menggunakan tampon saat hamil, karena rawan memasukkan bakteri baru ke dalam vagina.
Mendekati waktu persalinan, Anda mungkin akan memperhatikan cairan keputihan semakin kental diikuti dengan bercak darah. Tenang Moms, Anda juga tak perlu khawatir. Hal itu merupakan tanda hamil sebagai tanda awal persalinan sudah dekat dan sangat normal.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah ada keputihan yang tidak normal dan perlu Anda waspadai selama kehamilan? Jawabannya, ada!
Tanda-tanda yang tidak wajar ini bisa berarti adanya infeksi pada vagina, seperti infeksi jamur. Bila mengalaminya, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.
Sementara untuk mencegahnya, usahakanlah memakai celana dalam serta celana yang longgar berbahan katun. Anda juga sebaiknya mengeringkan area vagina setelah mandi, berenang atau berolahraga. Bantu pula dengan asupan yang baik, seperti mengonsumsi yogurt atau makanan fermentasi lain untuk meningkatkan jumlah bakteri baik.
ADVERTISEMENT