Amankah Bila Bayi Tertidur Saat Menyusu?

18 Juni 2019 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, pernahkah Anda memperhatikan kebiasaan bayi ketika sedang menyusu? Awalnya mungkin Anda melihat mata si kecil terbuka. Namun, lama-kelamaan sambil menikmati ASI dari payudara sang ibu, mata si kecil perlahan terpejam dan ia tertidur pulas.
ADVERTISEMENT
Mengutip Romper, Seorang Konsultan Laktasi di Ottawa, Beth McMillan, menjelaskan bahwa bayi yang tertidur saat menyusu dikarenakan komposisi ASI dan respons hormon bayi saat menyusu langsung pada ibu membuat ia nyaman dan akhirnya tertidur.
Tapi sebenarnya amankah hal tersebut?
"Enggak masalah selama pelekatannya menyusuinya benar", ujar Ketua Asosiasi Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar, IBCLC saat dihubungi kumparanMOM, Senin (17/6).
Pelekatan menyusui yang tidak benar, kata Nia, membuat bayi hanya "mengempeng" dari payudara ibu. Kalau sudah begitu, bayi tidak akan mendapat cukup ASI. Hal ini tentu berpengaruh pada berat badan si kecil nantinya, Moms.
"Kalau tertidur tapi menyusunya sambil ngempeng ya enggak aman. Karena enggak dapat ASI sesuai yang pelekatan yang baik, jadi berat bayi naiknya enggak bagus," kata Nia.
menyusui Foto: Shutterstock
Karenanya, sebagai ibu menyusui, Anda sangat perlu mempelajari teknik pelekatan yang baik. Untuk memulainya bisa dengan cara mendekatkan bayi ke payudara ibu. Kemudian pastikan hidung bayi setinggi puting. Setelah itu rangsang refleks membuka mulut dengan cara menyentuh pipi atau bagian atas bibir dengan puting. Begitu mulut bayi membuka lebar, bawa bayi menuju payudara dengan gerakan cepat.
ADVERTISEMENT
Setelah dilekatkan, jangan lupa cek kembali apakah pelekatan bayi saat menyusu sudah benar. Pelekatan yang baik ditandai dengan beberapa hal seperti:
- Dagu menempel payudara
- Sebagian areola masuk ke mulut bayi
- Bagian atas bibir terlihat lebih banyak daripada bagian bawah dagu, bibir bawah bayi mengarah ke luar, mulut terbuka lebar
- Ibu tidak merasa nyeri pada puting.