Anak Cengeng, Begini Cara Menghadapinya

1 April 2018 18:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cara hadapi anak cengeng. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cara hadapi anak cengeng. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ketika anak masih bayi, Anda mungkin menganggap maklum jika si kecil sering menangis. Pasalnya, Anda tahu anak belum bisa berkata apa-apa untuk mengekpresikan emosi yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Tapi ketika mereka sudah beranjak balita bahkan memasuki usia prasekolah, anak yang mudah menangis atau cengeng bisa saja membuat Anda merasa risih bahkan sakit kepala!
Tenang, Moms. Bukan cuma Anda yang mengalaminya, kok. Ada banyak orang tua lain yang menghadapi masalah serupa.
Tapi sebelum mengetahui cara mengatasi anak cengeng, ada baiknya jika Anda tahu penyebab anak bisa berubah menjadi anak yang cengeng.
Penyebab utama seorang anak jadi cengeng yakni karena pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan buah hati.
Jika Anda terus-terusan menuruti semua permintaan anak, dan suatu ketika Anda tidak bisa memeuhi permintaanya, mereka akan menangis histeris dan akan terus melakukannya jika Anda tidak berhasil menuruti kemauan mereka.
ADVERTISEMENT
Orang tua yang tidak membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri, juga cenderung membangun karakter cengeng dalam diri anak mereka. Artinya, si anak tidak jadi cengeng secara tiba-tiba atau begitu saja lho, Moms!
Anak menangis. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menangis. (Foto: Thinkstock)
Lantas, bagaimana Anda dapat mengubah keadaan ini atau mengatasinya?
Pertama, ubah pola asuh Anda.
Jangan takut untuk berkata tidak pada anak. Sikap tegas dari orang tua bisa buat anak jadi segan dan hormat pada Anda.
Jangan cepat luluh dengan wajah memelas anak. Ingat,Moms, jika Anda terus memanjakan anak, maka akibatnya mereka akan tumbuh menjadi anak yang manja dan cengeng.
Kedua, sabar dan jangan mudah terpancing emosi.
Terkadang orang tua sering kali merasa kesal dan pusing mendengar tangisan anak, dan inilah yang menyebabkan orang tua cepat terpancing emosi dan segera membentak anaknya. Hal ini justru salah, Moms. Semakin Anda membentak anak, maka tangisan mereka juga akan semakin kencang.
Anak menangis saat bermain. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menangis saat bermain. (Foto: Thinkstock)
Ketiga, ajak anak bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Bersosialisasi penting untuk kehidupan sehari-hari mereka. Ajak mereka untuk bermain bersama anak komplek agar pikiran mereka juga lebih jernih dan tidak pusing berada di rumah. Selain itu, bersosialisasi juga mengajarkan anak untuk melihat cara teman-temannya bersikap.
Keempat, ajarkan anak mengelola emosinya.
Menangis juga menjadi jawaban ketika mereka sedang emosi dan kesal. Ajarkan anak untuk pandai mengelola emosinya misalnya dengan berolahraga atau menuangkan perasaan melalui lukisan atau karya seni lain.
Selain membantu anak mengembangkan kreativitas anak, tubuh anak juga menjadi lebih sehat dan bugar, Moms. Semoga berhasil, ya!