Anak Sakit Kronis Perlu Mendapat Perawatan Paliatif, Apa Maksudnya?

18 Oktober 2018 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dunia seakan runtuh, itulah gambaran betapa sedihnya perasaan orang tua saat diberi tahu dokter kalau anak tercinta menderita penyakit serius. Apalagi bila sakit yang diderita anak termasuk penyakit yang sulit untuk diobati.
ADVERTISEMENT
Meski dokter mungkin juga memberitahu perkiraan waktu harapan hidup si kecil, bila menghadapi kondisi seperti ini, semua orang tua pasti tidak akan berhenti berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Setidaknya, berusaha membuat anak tetap merasa nyaman dan tidak kesakitan.
Untuk itu, selain rutin mendapat perawatan medis sesuai penyakit yang diderita anak, anak perlu mendapat perawatan paliatif sebagai bagian dari haknya, Moms. Demikian disampaikan Chief Executive Officer International Children’s Palliative Care Network, Julia Downing dalam simposium Asuhan Paliatif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
“Kami ingin melihat semua anak di mana pun mereka berada, mendapatkan akses ke perawatan paliatif. Tidak ada anak yang boleh meninggal dengan sakit dan menderita,” kata Julia.
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif itu sendiri adalah perawatan oleh orang-orang yang telah terlatih kepada pasien penderita penyakit kronis, melalui pendekatan psikologis, mental, spritual, dan psikososial yang memiliki misi meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut.
Tentu saja pasien yang mendapat perawatan ini akan merasa lebih bahagia, rileks dan tenang selama menjalani pengobatan secara medis. Selain itu, perawatan ini juga bisa menekan masalah lain yang bisa muncul akibat dampak dari penyakit utama, seperti sisi psikologis yang terus merosot.
Mirisnya, menurut data WHO (2014), diperkirakan terdapat hampir 700.000 anak Indonesia hidup dengan penyakit serius dalam kesakitan, sedangkan tidak sampai 1% dari mereka mendapat asuhan paliatif. Padahal derita yang mereka tanggung sudah berat, dan harapannya kita bisa meringankannya dan membiarkan mereka bisa hidup terbebas dari nyeri dan bahagia.
Ilustrasi anak yang menderita penyakit kronis tersenyum, usai mendapat perawatan paliatif. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak yang menderita penyakit kronis tersenyum, usai mendapat perawatan paliatif. (Foto: Pixabay)
Seringnya, jenis perawatan ini dikaitkan dengan kanker. Padahal, menurut Dr. Endang Windiastuti dari Divisi Hematologi Onkologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, perawatan paliatif tak cuma untuk kanker dan tak mengenal batasan usia. Bila anak Anda lahir dengan penyakit berat pun, semestinya segera mendapat perawatan paliatif.
ADVERTISEMENT
Meski hal ini penting, namun belum semua tenaga medis bisa melakukan perawatan ini. Untuk itu, umumnya dokter akan merujuk pasien ke penyedia perawatan paliatif, seperti yayasan non-profit Yayasan Rumah Rachel dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI), serta tidak dikenakan biaya.
Pada acara ini pula, tim dari RSUPN Cipto Mangunkusumo mengukuhkan komitmen menggerakan perawatan paliatif, mengingat para pasien tak cuma membutuhkan perawatan medis.