Anak yang Kecanduan Smartphone Berisiko Alami Ketidakseimbangan Otak

6 Desember 2017 21:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Smartphone (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Smartphone (Foto: REUTERS/Aly Song)
ADVERTISEMENT
Ketergantungan akan ponsel pintar (smartphone) dan beragam gawai (gadget) semakin dirasakan di kalangan remaja. Sebuah penelitian di Korea Selatan menunjukkan remaja yang tidak bisa menyingkirkan smartphonenya, terpengaruh oleh zat kimia yang dipancarkan oleh smartphone tersebut.
ADVERTISEMENT
Studi ini menggunakan metode spektroskopi (ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi). Dari sampel 38 remaja yang dilibatkan dalam studi Radiological Society of North America di Chicago,19 remaja dengan rata-rata berusia 15 tahun di antaranya didiagnosis sebagai pecandu smartphone dan internet.
Dilansir TODAY, zat yang terdapat pada tubuh remaja pecandu gadget, memiliki tingkat kimiawi lebih tinggi --menekan aktivitas otak dibandingkan mereka yang tidak ketergantungan. Profesor radiologi sekaligus kepala neuroradiologi di Stanford University, Max Wintermark, ikut mengomentari hasil temuan ini.
"Saya menemukan hasil yang sangat menarik. Temuan ini sangat menarik, tapi saya akan menambahkan sedikit tambahan dalam temuan ini," ujar Max.
Menurut Max, bagian otak yang terhubung dengan para pecandu smartphone, berpotensi mempengaruhi tingkat kecemasan dan depresi. Hal itu dipicu oleh tingginya zat kimia di dalam smartphone tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika temuan ini akurat, kecanduan akan smartphone juga berpotensi mengalami ketidakseimbangan otak.
Namun, terlepas masalah smartphone atau bukan, sebaiknya orang tua terlebih dulu mengetahui ciri-ciri remaja yang mengalami ketergantungan smartphone. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketidakseimbangan otak yang terjadi pada buah hati --jika memang temuan ini 100 persen akurat.
Pertama, biasanya anak lebih sering terpaku dengan smartphone dibanding bermain dengan teman-teman di sekitarnya. Hal ini bisa berdampak pada kondisi psikis anak ke depannya.
Remaja yang sering terpaku dengan smartphone, cenderung antisosial dan tidak bisa bergaul dengan baik. Lebih lanjut, mereka menjadi lebih gelisah ketika melakukan aktivitas tanpa smartphone.
Pikiran mereka biasanya akan terbagi menjadi dua, antara bermain dengan teman-temannya, ataupun bermain smartphone.
ADVERTISEMENT
Kedua, nilai akademik di sekolah yang semakin memburuk. Di posisi mereka, bermain smartphone akan jauh lebih penting ketimbang belajar.
Di sini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membatasai jam bermain smartphone, gadget atau internet. Bila mereka marah dan menolaknya, jangan segan-segan untuk bertindak tegas, tentunya dengan menjelaskan dampak buruk akibat kecanduan smartphone.
Ketiga, mereka biasanya mengalami perubahan pola tidur. Kecanduan smartphone bisa membuat anak menjadi lupa waktu. Waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk istirahat, justru dijadikan untuk bermain gadget. Biasanya, mereka kerap tertidur di siang hari, dan terjaga di malam hari.
So Moms, jangan segan untuk ingatkan terus sang buah hati, ya!