Apa itu Let-Down Reflex (LDR)?

18 Februari 2018 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bagi ibu baru, bisa jadi Anda akan dikelilingi berbagai istilah baru dan tertarik mencari tahu artinya, karena berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan menyusui.
ADVERTISEMENT
Maka, Anda perlu mengenal LDR, Moms. Bukan long distance relationship, namun LDR atau Let-down reflex saat menyusui ini adalah refleks keluarnya ASI dari payudara. Umumnya, LDR terjadi akibat saraf dalam payudara terstimulasi oleh isapan bayi maupun pompa ASI.
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Alhasil, menghasilkan hormon prolaktin dan oksitosin yang kemudian dilepaskan melalui aliran darah ibu. Prolaktin bereaksi terhadap jaringan penghasil ASI (produksi), sementara oksitosin berfungsi mendorong otot-otot kecil sekitar sel penghasil ASI berkontraksi, hingga mendorong ASI keluar (let-down).
Lamanya stimulasi dan refleks LDR pada tiap ibu berbeda-beda, biasanya hanya dalam waktu hitungan detik hingga menit saja. Meski begitu adapula ibu yang tidak mengalami LDR.
Bagaimana ciri-ciri terjadinya LDR?
Saat mengalami kondisi LDR, ibu menyusui akan merasakan sensasi geli (tingling), kram pada bagian rahim sampai minggu-minggu pertama menyusui, payudara terasa penuh dan kadang benjol, dan kesemutan dan panas di payudara.
ADVERTISEMENT
Selain itu bila Anda menemukan ASI merembes ke baju Anda, serta bayi menyusu secara aktif ditandai dengan perubahan irama isapan bayi dari cepat namun dangkal ke hisapan dalam dan lambat, artinya Anda juga sedang berada dalam kondisi LDR.
LDR dapat terjadi lebih dari satu kali dalam satu kali menyusui. Meskipun, hanya dalam durasi singkat namun menjamin cukup ASI bagi bayi. Agar LDR saat menyusui dapat berjalan baik, stimulasi dengan melakukan pemijatan payudara membentuk huruf C dan pijat ke arah puting dengan menggulung, dan tetap rileks serta positif thinking dalam menjalani pengalaman menyusui bayi. Kondisi tertekan dan stres hanya akan membuat Anda merasa kesakitan saat menyusui.