news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa itu Mastitis pada Ibu Menyusui?

24 Februari 2018 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahan yang kerap dijumpai ibu menyusui, dan menimbulkan kekhawatiran adalah bila harus mengalami mastitis.
ADVERTISEMENT
Mastitis merupakan peradangan yang terjadi pada satu atau lebih segmen payudara yang disertai infeksi atau tanpa infeksi, terutama dapat terjadi sejak 6 minggu pertama setelah bayi lahir.
Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi lebih dini. Sering juga ditemui pada minggu ke-2 dan ke-3. Meski begitu, baik pada ibu menyusui penuh atau yang sementara saja menyusui, berpotensi mengalami mastitis sepanjang masa menyusui.
Ibu aman menyusui meski terdapat implan payudara (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu aman menyusui meski terdapat implan payudara (Foto: Thinkstock)
Dikutip dari laman Indonesia Pediatric Society (IDAI), ada sekitar 3%-20% ibu menyusui yang mengalami mastitis. Ini tentu menjadi perhatian penting, dikarenakan mastitis bisa berdampak pada penurunan produksi ASI sehingga ibu enggan untuk menyusui, hingga meningkatkan penularan AIDS karena mastitis berpotensi meningkatkan transmisi vertikal beberapa penyakit.
Beragam faktor penyebab mastitis, di antaranya:
ADVERTISEMENT
- Puting lecet - Frekuensi menyusui yang jarang atau pendek - Payudara yang dikosongkan secara tidak sempurna - Bayi yang melekat pada payudara yang kurang baik - Ibu atau bayi yang sedang sakit - Penghentian menyusu secara mendadak - Payudara yang tertekan - Seringnya memakai krim puting - Ibu stres dan kelelahan - Malnutrisi.
Ibu yang terkena mastitis biasanya menunjukkan gejala demam tinggi lebih dari 38.5 derajat celcius, menggigil, rasa nyeri dan ngilu seluruh tubuh.
Ilustrasi payudara. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi payudara. (Foto: Thinkstock)
Payudara juga menjadi kemerahan hingga bengkak, ASI menjadi asin karena peningkatan kadar natrium sehingga bayi menolak ASI, serta timbul garis-garis kemerahan pada ketiak.
Menjaga agar ASI dapat mengalir secara lancar merupakan pencegahan serta pengobatan utamanya mastitis, Moms. Anda disarankan agar tetap menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah. Namun bila terasa nyeri, Anda dapat menyusui mulai dari payudara sehat kemudian berpindah ke payudara yang bermasalah, yang telah ditandai dengan adanya let-down reflex menyebabkan ASI menetes dan nyeri berkurang.
ADVERTISEMENT
Selain itu Anda perlu banyak beristirahat, menjalani pola hidup sehat, banyak minum air putih, dan bila perlu mendapat analgesik dan antibiotik sesuai resep dokter.