Apa yang Dimaksud dengan Kehamilan Berisiko Tinggi?

11 September 2018 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Hamil. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berlancar dengan sehat. Namun nyatanya, bisa saja saat memeriksakan diri ke dokter, Anda dinyatakan memiliki kehamilan berisiko tinggi. Apa yang dimaksud dengan kehamilan berisiko tinggi?
ADVERTISEMENT
Kehamilan berisiko tinggi adalah suatu kondisi kehamilan yang bisa mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Bisa juga, kondisi di mana Anda atau bayi Anda berisiko mengalami masalah kesehatan selama kehamilan, kelahiran, atau setelah melahirkan. Dalam beberapa kasus, kondisi berisiko tinggi juga dapat mengancam jiwa bagi seorang wanita atau bayinya.
Itulah mengapa jika memiliki kehamilan berisiko tinggi, Anda perlu perawatan ekstra juga pemantauan tambahan oleh penyedia layanan kesehatan untuk membantu Anda menjalankan kehamilan yang sehat.
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
Lantas, apa penyebab kehamilan berisiko tinggi? Bisa bermacam-macam, Moms. Anda mungkin dianggap berisiko tinggi jika mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya. Misalnya pada kehamilan sebelumnya Anda melahirkan bayi lebih awal atau prematur.
Memang, bukan berarti di kehamilan kedua ini masalah yang sama pasti terulang. Tetapi bidan atau dokter akan merasa perlu memberi perhatian lebih pada kehamilan Anda.
ADVERTISEMENT
Beberapa kondisi kesehatan lain juga dapat membuat kehamilan Anda berisiko tinggi. Di antaranya bila ibu hamil memiliki kelainan darah, penyakit ginjal krosnis, depresi, tekanan darah tinggi, HIV atau AIDS, lupus, usia ibu, kegemukan, penyakit tiroid, hingga diabetes tipe 1 atau tipe 2.
Ilustrasi rokok.  (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
Selain beberapa kondisi kesehatan di atas, kecanduan rokok, alkohol, atau obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan.
Jika ibu hamil merokok, bayinya berisiko mengalami banyak komplikasi termasuk dilahirkan kecil dan lahir lebih awal. Sementara bila ibu kecanduan alkohol, risiko bayi mengalami gangguan genetika dan lahir mati akan meningkat.
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi. (Foto: Thinkstock)
Dan bila ibu menggunakan obat-obatan terlarang atau menyalahgunakan obat yang diresepkan secara teratur, bayi mungkin menderita gejala putus obat (sakaw) setelah lahir, mungkin lahir cacat, memiliki berat lahir rendah, atau lahir prematur.
ADVERTISEMENT
Karena itu, bila sebelum atau saat hamil Anda memiliki masalah kecanduan rokok, alkohol, atau obat-obatan Anda perlu menyampaikannya dengan jujur pada dokter atau bidan agar mereka dapat membantu memberikan perawatan yang Anda butuhkan.