Apakah Bayi di dalam Kandungan Buang Air Besar?

26 Juni 2019 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi bayi di dalam kandungan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi bayi di dalam kandungan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kegiatan bayi di dalam kandungan tidak hanya tidur, Moms. Ia aktif berputar di dalam rahim, menendang, mendengarkan percakapan Anda, makan, mengisap jempol, menangis, bahkan membuang dan meminum air seninya sendiri. Nah, apakah ia di dalam rahim juga buang air besar?
ADVERTISEMENT
Bayi umumnya akan buang air besar pertama kali dalam 24 jam setelah dilahirkan. Pup pertama bayi disebut sebagai mekonium. Biasanya mekonium berwarna hijau gelap, sangat lengket, dan kental. Mekonium terdiri dari sel, lanugo dan cairan amnion yang semuanya ditelan janin di dalam rahim.
Selama di dalam perut, plasenta juga melakukan penyaringan yakni membuang 'sampah' temasuk pup bayi ke tubuh ibu, sehingga bayi di dalam kandungan tidak BAB. Namun, dalam beberapa kasus, bayi di dalam kandungan juga bisa buang air besar mengeluarkan mekonium, Moms. Ia bisa BAB sebelum atau menjelang persalinan tapi belum diketahui dengan jelas penyebabnya.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
Mengutip laman Stanford Children’s Health, mekonium dikeluarkan dalam cairan ketuban terjadi sekitar 10 persen kelahiran bayi. Seringnya terjadi pada kelahiran bayi cukup bulan (37-41 minggu) atau lebih bulan (lebih dari 42 minggu).
ADVERTISEMENT
Jadi memang mungkin saja bayi buang air besar saat masih dalam kandungan, Moms. Namun hal ini justru bisa menjadi komplikasi persalinan. Bayi bernapas pertama kali saat dilahirkan dan mekonium dapat menyumbat saluran pernapasannya. Partikel mekonium ini dapat terhirup dalam hingga ke paru-paru sehingga terjadilah sindrom aspirasi mekonium.
Ilustrasi janin usia 9 bulan. Tubuhnya sudah sebesar semangka. Foto: Shutterstock
Dilansir Parents, kondisi tersebut dapat membahayakan bayi baru lahir. Jaringan paru-parunya dapat timbul iritasi, infeksi, dan menyumbat sebagian atau seluruh jalan napas sehingga bayi tidak bisa menghirup oksigen dengan baik. Dalam sedikit kasus, sindrom itu dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Tapi tenang, peluang terjadinya sindrom aspirasi mekonium cukup kecil. Dokter bisa mendeteksi bila bayi di dalam kandungan BAB dalam rahim lewat uji x-ray. Jadi ketika bayi lahir, mekonium dalam hidungnya akan segera disedot dengan alat tertentu.
ADVERTISEMENT