Bahaya Telur Setengah Matang bagi Balita

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
17 Maret 2018 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemarin ada yang kasih tau saya, boleh kasih Gavin makan telur setengah matang, konon katanya bagus buat anak-anak. Tapi memang saya belum pernah yah kasih makanan mentah ataupun setengah matang untuk Gavin. Jadi saya pun searching tentang hal ini.
ADVERTISEMENT
Ternyata, dari berbagai artikel yang saya baca, memberikan telur setengah matang kepada balita TIDAK BOLEH bahkan BERBAHAYA! Jadi memang, ada mitos yang mengatakan bahwa memberikan telur setengah matang pada anak bisa membuatnya kuat atau menambah kecerdasannya. Tapi, perlu diketahui bahwa sebutir telur utuh dapat mengandung bakteri yang disebut Salmonella. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang retak. Karenanya, jika telur diberikan dalam keadaan setengah matang atau mentah, ada resiko terjadinya keracunan makanan yang disebut Salmonellosis. Balita memiliki resiko 4 kali lipat lebih besar mengalami Salmonellosis dibandingkan dengan orang dewasa. Bahkan bukan hanya balita, orang yang sudah tergolong lanjut usia hingga ibu hamil juga memiliki risiko tinggi mengalami Salmonellosis.
ADVERTISEMENT
Gejala keracunan Salmonella biasanya muncul 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella dengan ciri-ciri : diare berdarah, disertai demam, muntah dan dehidrasi. Pada sebagian orang, Salmonellosis akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4-7 hari. Namun pada balita dan orang-orang yang mempunyai ketahanan tubuh lemah seperti ibu hami dan orang lanjut usia, hal ini bisa menyebabkan penyakit serius.
Sebenarnya bukan hanya telur setengah matang biasa, namun masakan dengan bahan telur yang dimasak setengah matang seperti homemade mayonnaise, mousse dan tiramisu juga masih memiliki resiko tinggi untuk menyebabkan Salmonellosis. Namun jika produk makanan tersebut memakai telur yang telah dipasteurisasi, maka makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Selain resiko Salmonellosis, telur mentah atau setengah matang juga dapat memicu reaksi alergi telur pada anak. Alergi telur biasanya disebabkan oleh protein yang terdapat pada putih telur. Dengan proses memasak hingga matang, maka sebagian protein tersebut akan mati sehingga akan mengurangi resiko alergi pada anak. 
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Valent Cindy.