Bayi Kena Radang Tenggorokan, Ini Penyebab dan Gejalanya

29 Januari 2019 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi menangis akibat diare. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menangis akibat diare. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sakit tenggorokan merupakan penyakit yang bisa membuat semua orang tidak nyaman, terutama bila terjadi pada bayi. Hal itulah yang akhirnya bisa membuat si kecil lebih rewel dan sering menangis. Bayi yang kena radang tenggorokan juga sulit tidur, bau mulutnya pun menjadi tidak sedap, bahkan demam dan batuk.
ADVERTISEMENT
Infeksi virus seperti influenza adalah penyebab paling umum radang tenggorokan pada bayi. Seperti kata TJ Gold, dokter di Tribeca Pediatrics, New York City dalam laman The Bump, "Hidung ingusan bisa membuat tenggorokanmu kering dan teriritasi. Lendir bersifat asam sehingga ketika menetes ia dapat menginfeksi tenggorokan dan membuatnya sakit".
Influenza juga dapat menginfeksi selaput lendir, menyebabkan terjadinya infeksi di saluran pernapasan sampai menyebabkan radang tenggorokan. Selain itu, pilek bisa membuat hidung bayi tersumbat sehingga membuat ia harus bernapas lewat mulut. Kondisi bernapas dengan mulut ini juga bisa menjadi alasan terjadinya iritasi dan tenggorokan kering, Moms.
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
Dalam kurun waktu tujuh sampai sepuluh hari, umumnya radang tenggorokan akan berakhir. Namun, bila gejala radang makin bertambah, seperti muntah-muntah, diare, ruam, demam tinggi, bahkan sampai sulit bernapas atau menelan, segera temui dokter.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Baby411, lebih baik lagi jika Anda segera membawa si kecil ke dokter saat bayi sudah menunjukkan gejala sakit tenggorokan yang disertai dengan demam. Hal itu dilakukan agar si kecil bisa mendapat pertolongan dokter lebih cepat.
Untuk mengobati radang tenggorokan pada bayi Anda, pastikan ia terhidrasi dengan baik. Bila bayi Anda berusia di bawah 6 bulan, perbanyaklah konsumsi ASI untuk si kecil. Sedangkan jika anak Anda berusia di atas 6 bulan, selain memberinya ASI, Anda juga bisa memberinya minum air putih hangat, Moms.
Ilustrasi bayi menangis karena sakit kepala (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menangis karena sakit kepala (Foto: Thinkstock)
Hanya berikan bayi Anda obat pengurang rasa sakit sesuai dengan resep yang diberikan dokter. Hindari memberikannya makanan atau minuman dingin, terutama bila sakit tenggorokan disebabkan oleh flu.
ADVERTISEMENT
Jika hidungnya tersumbat, cobalah untuk menguapnya, Moms. Menguapkan hidungnya bisa membuat si kecil lebih mudah bernapas, sehingga ia tak perlu lagi kesulitan bernapas lewat mulut. Selalu jaga kebersihan rumah, terutama kamarnya, untuk mencegah ia tertular virus lain. Selain itu, pastikan bayi Anda cukup istirahat, Moms.
Penulis: Nanda Saputri