news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Stres Bisa Menurun pada Anak?

22 Januari 2018 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita stres dengan pekerjaannya (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita stres dengan pekerjaannya (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Apakah Anda atau pasangan termasuk orang yang mudah merasa tertekan atau stres? Entah itu karena urusan rumah tangga, pekerjaan, pertemanan dan lainnya. Bila ya, jangan sepelekan gangguan mental akibat tekanan itu, Moms. Selain berdampak pada kesehatan Anda, stres bisa saja menurun pada anak.
ADVERTISEMENT
Bukan saja karena cara pengasuhan yang penuh tekanan hingga menganggu mental anak, stres ternyata juga berpotensi diturunkan sejak dalam proses pra-kehamilan Anda. Sebuah studi dari University of Pennysylvania di Amerika Serikat sebagaimana yang dilaporkan Gurgle mengatakan, stres yang melanda orang tua --khususnya ayah, dapat mempengaruhi karakteristik yang diberikan kepada anak-anak mereka, sama seperti DNA.
Ilustrasi Stres Bekerja (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Stres Bekerja (Foto: Pixabay)
Penelitian itu dilakukan melalui uji coba tikus jantan yang mengalami berbagai tingkatan stres dengan membandingkan sperma mereka pada tingkat molekuler. Sebelum percobaan, tikus menjalani berbagai rangsangan pemicu stres secara terkontrol. Selama studi itu, tikus jantan terus dipantau hingga berkembangbiak dan mengevaluasi bagaimana pengaruhnya pada anak-anak tikus. Hasilnya, anak-anak tikus yang mengalami stres mengindikasikan cara anak-anak tikus merespon stres menyerupai tikus jantan keturunannya.
ADVERTISEMENT
Percobaan pada tikus tersebut, dimungkinkan terjadi pula pada manusia. Sehingga, ayah yang stres bisa jadi akan menurunkan traumanya pada genetik anaknya kelak.
Apalagi yang perlu Anda waspadai? Stres yang terjadi pada Ibu saat hamil! Seperti dilansir Dailymail, peneliti dari University California San Fransisco atas 151 ibu dan bayinya menemukan, bayi pada ibu yang mengalami stres saat melalui trisemester kedua cenderung memiliki mental yang mudah stres pula.
Ibu hamil yang mengalami stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil yang mengalami stres. (Foto: Thinkstock)
Di samping itu, stres yang terjadi juga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk bisa pulih atau teratasi. Lebih lanjut diketahui, stres pada anak dapat berdampak pada suasana hati, risiko depresi dan masalah perilaku yang lebih serius di kemudian hari dibandingkan teman sebayanya.
ADVERTISEMENT
Nicole Bush dari Departemen Psikiatri dan Pediatik University California juga mengatakan, pengaruh stres pada anak juga dapat menyebabkan tekanan signifikan pada jantung hingga kesehatannya sepanjang hidup. Seram, ya?
Untuk mencegahnya, tentu saja Anda dan pasangan harus sebisa mungkin mengendalikan stres. Cobalah mulai menjaga kesehatan fisik dengan mengatur pola makan, berolahraga, dan tidur cukup. Kendalikan emosi dengan mengontrol pikiran Anda dari hal-hal negatif. Singkatnya, upayakan selalu berpikir positif dan menghadapi segala sesuatu masalah dengan kepala dingin.
Anda punya cara lain untuk menanggulangi stres yang sering melanda? Yuk, bagikan pengalaman Anda di sini!