Buruknya Angka Kesehatan Mental Anak dan Pelajaran Bagi Para Ibu

9 Desember 2017 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak depresi (Foto: Pixabay )
zoom-in-whitePerbesar
Anak depresi (Foto: Pixabay )
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua harus peka terhadap setiap kondisi yang sedang anak rasakan atau alami, entah itu senang, sedih, maupun depresi. Karena, sangat fatal jika Anda mengabaikan perubahan sikap dan kondisi anak.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, terkadang anak terlalu malu atau tertutup untuk menceritakannya pada orang tua. Dan di sinilah peran kita sebagai orang tua harus dimainkan. Anda musti lebih peka akan kondisi anak, karena jika kita terlalu cuek atau mengabaikan kondisi anak, maka dampaknya akan merugikan anak dan diri Anda sendiri.
Sebuah laporan baru yang dilansir dari laman Huffington Post menunjukan gambaran suram ketika membahas mengenai kesehatan mental remaja, serta akses mereka terhadap dukungan orang tua maupun profesional untuk menangani masalah yang dihadapi.
Data yang diterbitkan oleh Nonprofit Mental Health America menunjukan bahwa tingkat depresi para remaja yang depresi meningkat dari 5,9 persen sampai 8,2 persen selama periode lima tahun. Setengah dari mereka berusia 11 dan 17 tahun yang dilaporkan memiliki pemikiran untuk bunuh diri dan menyakiti dirinya sendiri selama seminggu.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menemukan beberapa data yang cukup memusingkan, misalnya ketika 57 persen orang dewasa memiliki gangguan mental dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Temuan riset kesehatan mental remaja ini menunjukkan tren yang semakin buruk.
"Saya merasa ini merupakan hal yang orang-orang mulai bicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Kami mulai melihat data yang keluar menunjukan bahwa tidak hanya remaja yang berjuang secara signifikan dalam masalah ini. Tapi jumlahnya juga semakin buruk, " ujar Theresa Nguyen, wakil presiden kebijakan dan program di Mental Health America pada Huffingtonpost yang dikutip kumparan (kumparan.com) Jumat (24/11).
Meskipun akses terhadap layanan dan asuransi meningkat secara keseluruhan dari laporan tahun lalu, periset mengatakan masih belum banyak orang yang menerima perawatan sesuai kebutuhan.
Ilustrasi remaja yang bunuh diri. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi remaja yang bunuh diri. (Foto: Pixabay)
"Saya berharap bisa mengatakan bahwa kesehatan mental anak-anak kita membaik, tapi laporan justru menunjukan hal yang sebaliknya. Terlalu banyak anak yang menderita. Mereka tidak menerima perawatan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif, " ujar Paul Gionfriddo, Presiden dan CEO Mental Health America.
ADVERTISEMENT
Lantas pengobatan apa yang harus dilakukan?
Para ahli mengatakan bahwa orang tua memainkan peran penting dalam mengubah percakapan ketika menyangkut kesejahteraan psikologis anak-anak mereka. Seperti yang dikatakan sebelumnya, kepekaan orang tua terhadap anak memang sangat mempengaruhi kondisi kesehatan anak, baik itu fisik maupun mental. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan ketika berurusan dengan masalah kesehatan mental anak dan cara menanganinya,
Carilah Perubahan Perilaku yang Mencolok
Nguyen mengatakan bahwa perubahan drastis dalam mood, terutama dalam sebulan atau periode waktu yang lebih singkat, bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang terjadi pada anak. Jika Anda melihat anak tidak lagi melakukan hobinya, tidak lagi ceria seperti dulu, jangan segan-segan untuk bertanya padanya.
ADVERTISEMENT
Berikan perhatian yang lebih agar anak mau terbuka dengan Anda. Jangan lakukan tindakan yang 'memaksa', misalnya ketika anak tidak ingin bercerita, jangan paksakan dia untuk bercerita. Hal ini justru membuat anak jadi semakin jauh sama Anda.
Nguyen menambahkan ada satu perilaku khusus yang ditunjukkan oleh remaja yang tengah mentalnya sedang tidak sehat. "Remaja yang mungkin mengalami stres biasanya lebih sering menggunakan baju lengan panjang meski sedang berasa di cuaca yang panas," tambah Nguyen.
Bicarakan Apapun yang Menurut Anda Mencurigakan
Jadikan rumah Anda sebagai lingkungan di mana remaja merasa nyaman mendekati Anda tentang masalah kesehatan mental. "Berbicara dengan anak Anda sangat penting." Nguyen kemudian menambahkan: "Mereka benar-benar piawai dalam menyembunyikan masalah, terutama ketika anak masuk dalam masa pubertas.”
ADVERTISEMENT
Tapi ingat, jangan melakukan pemaksaan. Semakin Anda memaksa dia untuk bercerita, maka anak akan semakin menjauh. Jadi lakukanlah pendekatan yang santai seperti mengajaknya berjalan-jalan bersama, membelikannya es krim atau makanan kesukaannya, atau ajak dia liburan. Sebisa mungkin Anda habiskan waktu berdua dengannya.
Biarkan mereka tahu tentang riwayat keluarga yang mengalami kesehatan mental
Jika ada riwayat keluarga kalian yang mengalami kesehatan mental, sharingkanlah hal ini. Semakin banyak informasi tentang sejarah keluarga, semakin besar kemungkinan remaja membuka dirinya pada Anda.
"Betapa pun menakutkannya, berbicara dengan anak-anak tentang pengalaman Anda sendiri, ini adalah hal yang patut Anda coba, " tutur Nguyen.
Penyakit jiwa layak mendapatkan banyak perhatian dan perawatan seperti penyakit fisik. Stereotip negatif seputar gangguan kesehatan mental hanya merugikan lebih banyak remaja.
ADVERTISEMENT