Cara Aman Mengkonsumsi Produk Susu Kental Manis

14 November 2018 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Apa yang ada di otak Anda bila mendengar atau melihat produk susu kental manis?
ADVERTISEMENT
Meski kerap menuai kontroversi, faktanya produk yang satu ini banyak digunakan keluarga di Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Apakah keluarga Anda termasuk di antaranya?
Ya Moms, karena produk apapun yang kita gunakan atau konsumsi yang terpenting adalah kita bersikap bijak saat memilihnya. Sebelum membeli atau mengonsumsi, biasakan periksa kondisi kemasannya, baca informasi pada labelnya, cek masa kedaluwarsanya dan pastikan produk tersebut memiliki izin edar dari BPOM RI.
Kebiasaan inilah yang akan membuat kita jadi konsumen cerdas yang bijak, tidak mudah panik atau parno bila ada suatu isu, serta bisa selalu menjaga keamanan, kesehatan dan keselamatan keluarga.
Susu kental manis (Foto: Thinkstock)
Kembali ke soal produk susu kental manis misalnya. Apa produk ini boleh dan aman dikonsumsi? Jawabannya, boleh dan aman saja, Moms. Karena kalau tidak aman, tidak mungkin produk ini bisa mendapat izin edar dari BPOM dan dijual di pasar.
ADVERTISEMENT
Tapi sekali lagi, Anda harus teliti dan bijak! Apalagi, di pasaran ada begitu banyak merek dan jenis susu kental manis. Artinya, kandungan dan kualitasnya pun sangat beragam.
Nah, bagaimana cara aman memilih, menyajikan dan mengkonsumsi produk ini? Simak informasi lengkap yang kumparanMOM rangkum di sini:
1. Pahami dan teliti apa isinya
Susu kental manis. (Foto: Thinkstock)
Mengutip laman resmi Badan POM, Susu Kental Manis (SKM) merupakan produk yang dibuat dari susu.
Subkategori susu kental dan analognya (termasuk di dalamnya SKM) merupakan salah satu subkategori dari kategori susu dan hasil olahannya. Subkategori/jenis ini berbeda dengan jenis susu cair dan produk susu, serta jenis susu bubuk, krim bubuk, dan bubuk analog.
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM No. 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan yang ditetapkan mengacu pada ketentuan Codex Alimentarius Commission, proses produksi dan produk akhir SKM harus memenuhi ketentuan antara lain kandungan lemak susu 8% dan protein 6,5%.
ADVERTISEMENT
Apakah semua produk SKM dibuat dari susu dan telah memenuhi ketentuan yang tersebut di atas ini? Mungkin saja ada yang tidak, Moms. Itulah kenapa Anda harus selalu teliti saat hendak membeli apalagi mengkonsumsinya.
2. Bukan pengganti ASI dan bukan untuk bayi
Ilustrasi ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
SKM tidak boleh jadi pengganti ASI. Merujuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Dilansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Kesehatan Dunia, WHO, merekomendasikan bayi mendapat ASI dan hanya ASI saja tanpa cairan lainnya (ASI eksklusif) selama 6 bulan pertama kehidupannya.
Bila ibu dan atau bayinya memilki kondisi medis tertentu yang menyebabkan pemberian ASI tidak dimungkinkan, bidan atau dokter anak dapat menyarankan pemberian susu formula sebagai pengganti ASI untuk sementara waktu.
Ilustrasi MPASI (Foto: Shutterstock)
Setelah bayi berusia 6 bulan, barulah bayi perlu mendapat makanan padat pertama yang biasa disebut makanan pendamping ASI atau MPASI. Agar tumbuh kembang bayi optimal, MPASI dianjurkan dibuat dari berbagai bahan pangan yang bergizi, bervariasi dan tidak perlu diberi tambahan garam maupun gula.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, bayi hanya membutuhkan sedikit sekali garam dan gula, Moms. Itupun sudah bisa diperolehnya secara alami dari MPASI yang ia konsumsi. Menambahkan garam maupun gula pada MPASI bayi atau memberi bayi produk yang kandungan garam dan gulanya tinggi, hanya akan membebani kerja ginjalnya.
3. Tidak dikonsumsi sebagai minuman pengganti susu atau jadi satu-satunya sumber gizi
Anak perlu makanan bergizi seimbang dan bervariasi (Foto: Shutterstock)
Bagaimana bila anak sudah bukan bayi lagi atau usianya sudah lebih dari 12 bulan? Mengutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada anak usia di atas 1 tahun, konsumsi jenis makanan si kecil sama seperti pada orang dewasa.
Perlu Anda ketahui Moms, pemberian susu pada anak usia di atas 1 tahun, baik ASI ataupun susu lainnya tidak boleh menjadi satu-satunya atau sumber gizi utama. IDAI menyarankan, hanya diberikan maksimal 30% dari total kebutuhan kalori, dan 70% sisanya seharusnya diberikan berupa makanan padat.
ADVERTISEMENT
Ini karena pemberian susu dalam konteks makanan bagi anak usia batita dan balita adalah sebagai sumber kalsium dan sumber protein dengan asam amino esensial yang lengkap.
4. Gunakan sebagai pelengkap sajian
Gunakan susu kental manis sebagai pelengkap sajian (Foto: Shutterstock)
Namun bukan berarti SKM tidak mengandung zat gizi sama sekali. Periksa saja label pada kemasannya dan pilih yang paling baik dibandingkan produk serupa. Gunakan sebagai pelengkap atau pencampur makanan atau minuman Anda.
Misalnya untuk melengkapi martabak manis, menyajikan roti atau pisang bakar dengan coklat dan keju atau untuk membuat es buah favorit keluarga Anda? Banyak sekali kok, manfaatnya, Moms. Jadi selama Anda bersikap bijak dan teliti, tidak usah parno lagi!