Cara Mengobati Trauma Bencana pada Anak

16 Desember 2017 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trauma pada anak. (Foto: Unsplash )
zoom-in-whitePerbesar
Trauma pada anak. (Foto: Unsplash )
ADVERTISEMENT
Tepat berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia dikelilingi oleh lautan dan pegunungan yang indah memukau. Terlebih lagi, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang memiliki potensi alam berlimpah. Maka, tak heran jika negara lain iri melihat kekayaan yang dimiliki Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, meski dikelilingi lautan dan pengunungan memukau dan potensi alam yang berlimpah, letak Indonesia di Ring of Fire (cincin api) juga membuatnya menjadi negara yang rawan tertimpa bencana alam, khususnya gempa bumi.
Jumat (15/12) malam, gempa dengan kekuatan 7,3 magnitudo mengguncang Tasikmalaya. Gempa ini menyebabkan ratusan rumah serta sekolah mengalami kerusakan. Tak hanya itu, gempa juga menyebabkan tiga orang tewas dan puluhan lain mengalami luka-luka.
Dalam bencana seperti ini, anak menjadi salah satu korban yang terdampak paling parah apabila dibandingkan dengan orang dewasa. Dampak tersebut lebih tinggi lagi apabila kita membicarakan kesehatan psikologis dan kemungkinan trauma yang dihadapinya. Bahkan, apabila trauma tersebut dibiarkan berlarut, ia bisa mempengaruhi mental anak dikemudian hari.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, kita sebagai orang tua harus siap membantu anak untuk jadi lebih tangguh, untuk memastikan kehidupannya berjalan baik pasca terjadinya bencana.
Dilansir psycologytoday , ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu memulihkan trauma pada anak. Berikut cara-caranya:
1. Menjaga Hubungan dengan Anak
Ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Kedekatan dengan orang tua dikenal sebagai obat paling ampuh untuk melindungi dan mengobati trauma pada anak. Membawa anak ke psikiater mungkin memang cara yang semestinya diambil. Namun, tak hanya itu, kedekatan antar anak dan orang tua tetap harus dibangun.
Anda boleh saja membawa anak ke psikiater untuk berobat. Namun, bukan berarti Anda bisa menyerahkan semua pengobatan ke psikiater. Anda juga harus ikut membantu dalam pengobatan psikis anak.
ADVERTISEMENT
Ini bisa dilakukan dengan berpergian ke tempat-tempat yang menyenangkan, seperti kebun binatang atau taman bermain. Berpergian ke tempat-tempat ini bisa membuat anak secara perlahan melupakan pengalaman buruk yang pernah ia alami.
2. Pastikan Anak Jalani Rutinitas seperti Biasa
Anak bermain. (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain. (Foto: Thinkstock )
Tidak mudah menghadapi anak yang mengalami trauma akibat bencana. Namun, Anda tetap bisa membantu memulihkan kondisi anak dengan memastikan rutinitas sehari-harinya tetap berjalan dengan lancar.
Jangan biarkan anak merasa sedih atau ketakutan terlalu lama. Anda bisa membuat semangat anak tetap tinggi dengan memastikannya melakukan aktivitas seperti biasa.
Ketika anak sudah terbiasa melakukan aktivitas sehari-hari, sebagian besar potensi trauma dapat dihindari atau setidaknya bisa dilupakan sejenak.
3. Rumah sebagai Tempat Berlindung
Dekorasi rumah. (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Dekorasi rumah. (Foto: Thinkstock )
Jangan jadikan rumah sebagai tempat anak untuk meratapi kesedihannya. Tapi, jadikanlah rumah sebagai tempat ia merasa nyaman dan aman.
ADVERTISEMENT
Ciptakan suasana yang nyaman di sekitar rumah Anda. Ajak anak untuk mendekorasi kamar dengan berbagai pernak-pernik yang menarik.
Hal ini berguna untuk membuatnya nyaman dan tidak depresi ketika dirinya sedang sendiri di dalam kamar. Anda juga bisa membelikan kotak musik untuk menemani si kecil tidur di malam hari.
4. Jangan Salahkan Anak yang Bersedih
Memeluk. (Foto: Unsplash )
zoom-in-whitePerbesar
Memeluk. (Foto: Unsplash )
Anak-anak sama sekali tidak bisa disalahkan atas kesedihan yang mereka alami. Sebagai orang tua, jutsru Anda harus terus mendampingi dan menyemangati anak yang sedang mengalami trauma. Dengan menyalahkan, kita justru membuat mereka semakin depresi dan ketakutan.
Merasa sedih dan ketakutan pascabencana merupakan hal yang wajar. Bahkan, dalam kasus tertentu, anak mungkin akan mengompol saat tidur karena merasa cemas dan takut.
ADVERTISEMENT
Jika hal ini sampai terjadi, bicaralah pada anak dengan cara yang baik dan lembut. Ajak mereka berbincang, lalu peluk mereka agar merasa nyaman dan aman ketika berada di dekat Anda.