Cara Obati Bintitan pada Anak

28 Mei 2018 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit mata.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit mata. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
“Wah, matanya kok bintitan? Habis ngintipin siapa?” Eits, jika Anda masih percaya bahwa bintitan terjadi karena anak Anda mengintip orang mandi, artinya Anda masih percaya dengan mitos Moms! Bintitan pada anak terjadi karena adanya infeksi di area mata yang menyebabkan mata jadi bengkak dan menimbulkan nanah.
ADVERTISEMENT
Infeksi ini umum terjadi pada anak karena mata terpapar kuman. Misalnya dari tangan atau rambut si kecil yang kotor. Tapi bukan berarti Anda bisa membiarkan hal ini tak diobati atau terus dialami anak berulang kali. Apalagi bintitan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit pada anak juga membuat anak sulit beraktivitas.
Ilustrasi anak sakit mata.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit mata. (Foto: Thinkstock)
Namun Anda juga tidak boleh mengobatinya sembarangan, Moms. Hindari memberi anak obat-obat mata yang dijual bebas di pasaran. Pasalnya, tidak semua infeksi mata butuh pengobatan farmakologis atau obat sakit mata. Apalagi ini untuk anak!
Lantas bagaimana cara mengobatinya yang tepat? Anda bisa mengompres mata anak dengan kain atau waslap yang dicelupkan ke air hangat. Rasa hangat bisa membuat pembengkakkan di area mata jadi mengecil dan melonggarkan minyak yang mengeras di area mata.
ADVERTISEMENT
Kompres mata yang mengalami bintitan selama beberapa menit dan ulangi sebanyak empat sampai lima kali setiap hari untuk mempercepat bintitan sembuh dan mengering (tidak bernanah).
Cuci waslap atau kain setiap sehabis pemakaian. Hal ini berguna untuk mengurangi kuman dan mencegah kuman dan bakteri kembali masuk ke dalam mata. Dan jangan biarkan anak menyentuh, bahkan memencet bintitan dengan tangan atau dengan kain waslap. Hal ini justru bisa memperburuk kondisi mata anak.
Bila bintitan tidak mengempis dalam waktu 1 minggu atau justru menunjukkan gejala yang lebih serius, bawa anak menemui dokter.