Cara Shireen Sungkar Menghadapi Anaknya yang Tantrum

21 Februari 2019 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar. Foto: Instagram @teukuwisnu
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar. Foto: Instagram @teukuwisnu
ADVERTISEMENT
Mengurus anak butuh kesabaran, mungkin ini merupakan salah satu hal yang sangat dipahami oleh Shireen Sungkar. Sebagai seorang ibu, Shireen mengaku tingkah polah anaknya tak jarang menguji kesabarannya. Terutama Adam yang sering mengalami tantrum.
ADVERTISEMENT
Tantrum adalah kondisi yang biasanya dilakukan oleh anak-anak sebagai luapan amarah karena ketidakmampuannya mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata.
"Tantrum pernah pasti. Adam yang paling parah (saat itu) umur 2,5 tahun. Tapi baru-baru ini takut juga sih. Karena fase anak-anak setahu saya di pelajaran parenting kalau anakku Adam itu memang tipe yang aktif banget. Dia itu memang selalu tidur siang setiap hari bahkan banyak yang nanya 'kok sudah umur 4 tahun masih tidur siang'?" ungkap Shireen seusai menjadi bintang tamu dalam sebuah acara bertajuk kesehatan buah hati di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/2).
Shireen Sungkar dan keluarga. Foto: Instagram @shireensungkar
Adam, adalah anak pertama aktris berusia 27 tahun ini. Selain Adam, Shireen dan Teuku Wisnu dikaruniai 2 orang anak lainnya, Cut Hawwa Medina Al Fatih berusia 2,5 tahun serta Cut Syafiyyah Mecca Al Fatih yang masih berusia 11 bulan.
ADVERTISEMENT
Kembali menceritakan Adam, menurut Shireen, apabila Adam jarang tidur siang, maka tantrumnya akan kumat kembali. Hal itu disebabkan karena putranya tersebut merupakan tipe anak yang sangat aktif.
"Jadi kayak posisi anak yang sudah kecapaian tapi dia belum tahu ungkapin ke ibunya itu seperti apa, jadi kayak sudah over capek, tidur enggak bisa, ngapa-ngapain enggak bisa akhirnya dia tantrum capai gitu," imbuhnya.
Saat anaknya tantrum, Shireen mengaku memberikan kesempatan kepada buah hatinya untuk mengeluarkan emosinya sebagai wujud dari keinginannya yang tidak dimengerti oleh Shireen sebagai orang tua.
"Jadi ya dihadepin secara baik aja, dikasih waktu dia untuk mengeluarkan emosinya," ucap Shireen.
Selain memberikan kesempatan anaknya untuk meluapkan emosi, Shireen juga mengaku pernah mendiamkan anaknya bahkan mengurungnya di dalam kamar selama beberapa waktu, apabila anaknya sedang mengalami tantrum.
ADVERTISEMENT
"Ditaruh di kamar pastikan sekelilingnya aman jangan sampai ngelukain diri sndiri, pas sudah reda diajak komunikasi. Paling 20 menit reda, enggak mungkin lah anak nangis lama-lama," tuturnya.
Shireen Sungkar Foto: Munady
Meski sering menguji kesabaran, namun Shireen sangat menghindari pemberian label negatif kepada anaknya. Hal itu dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perkembangan si buah hati.
"Enggak boleh labelin anak bandel, cengeng, janganlah. Ucapan ibu itu doa, jadi jangan dilabelin walaupun 'uuh' udah enggak tahan, aku biasanya kayak 'ah' tenangin hati dulu. yang terakhir sampai aku ikutan nangis. Kadang dibilang Adam 'mami enggak boleh nangis?', 'Adam sampai kapan nangis terus?, Enggak kasihan sama mami?'" terang Shireen saat menceritakan pengalamannya menghadapi anaknya yang sedang tantrum.
"Makanya anak tuh, harus dikasih kelembutan. Jangan dia keras, kita makin keras akhirnya terbentuklah anak yang karakternya keras," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Shireen, banyaknya informasi parenting yang kini mudah diakses juga membantunya dalam menghadapi berbagai masalah pengasuhan.
"Sekarang lebih bersyukur ya, ilmu parenting itu banyak dimana mana. Kalau kita dulu kan mama saya malah baru tahu sekarang, 'Oh enggak boleh ya nak segala macam', 'enggak boleh Ma'. Karena kan dulu informasi enggak seluas sekarang. (Kalau sekarang) kita bisa googling kita bisa ke seminar segala macam, kalau dulu kan jarang, jadi enggak usah nyalahin orangtua juga," tutup Shiren Sungkar.