Dampak Epilepsi saat Kehamilan

26 Februari 2018 17:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Epilepsi selama kehamilan seringkali menimbulkan kekhawatiran ganda. Bukan saja menyangkut keselamatan ibu hamil, namun juga janin di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Masalah lainnya, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi juga banyak disebut bisa menyebabkan risiko cacat lahir. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan epilepsi juga berisiko mengalami kejang saat mereka bertambah dewasa.
Mayo Clinic menyebut dampak epilepsi bagi ibu hamil dan janin di antaranya dapat memperlambat detak jantung janin, pasokan oksigen pada janin menurun, menyebabkan cedera pada janin, risiko lahir prematur, dan meningkatkan potensi keguguran akibat trauma atau kejang yang menyebabkan ibu hamil terjatuh.
Selain itu, ibu hamil dengan epilepsi juga akan mengalami frekuensi kejang lebih sering. Ini karena aktivitas hormon dan perubahan saat hamil yang dapat memicu serangan epilepsi.
Ilustrasi ibu hamil cemas  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil cemas (Foto: Thinkstock)
Meski begitu, Anda jangan khawatir, Moms. Anda tetap bisa hamil secara normal, bahkan beberapa penelitian menyebut 90 persen ibu dengan epilepsi dapat melahirkan normal dan dengan kondisi janin yang sehat pula.
ADVERTISEMENT
Penderita epilepsi sebaiknya mengonsultasikan ke dokter terlebih dulu sebelum merencanakan kehamilan. Dokter akan memilih obat yang aman aman bagi calon ibu dan janin.
Namun bila kehamilan sudah terjadi, tetap konsultasikan ke dokter. Kemungkinan dokter akan mengurangi dosis. Selain itu, imbangi pula dengan mengonsumsi vitamin dan asam folat.