Di Balik Anak yang Antisosial: Kekerasan Orang Tua hingga Video Game

27 Desember 2017 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antisosial (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Antisosial (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sikap antisosial dapat tumbuh sejak masa kanak-kanak. Gangguan kepribadian antisosial (kadang disebut sosiopat atau dengan singkatan ansos) adalah kondisi mental di mana seseorang selalu mengabaikan orang lain. Gangguan kepribadian seperti ini merupakan sikap yang menyimpang dari norma bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Mayo Clinic, anak yang antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kasar atau dengan ketidakpedulian. Mereka tidak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan atas perbuatan yang telah mereka lakukan.
Faktor lingkungan bisa menjadi penyebab seorang anak jadi antisosial. Orang tua yang ansos akan sangat mungkin untuk menularkan perilakunya ke anak. Apa lagi,
Selain didikan orang tua, rumah juga bisa menjadi ruang yang menumbuhkan sikap buruk kepada anak. Orang tua yang kecanduan alkohol maupun obat-obatan dapat menjadi lingkungan yang buruk bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, perceraian juga menjadi faktor yang menekan psikis anak.
Hal ini dapat membentuk anak menjadi seseorang yang tertutup. Penyebabnya dikarenakan anak terlalu gengsi atau malu untuk mengakui dirinya tidak memiliki keluarga yang 'utuh' dihadapan teman-temannya. Anak kemudian memilih untuk terus menutup diri dan tidak bergaul di lingkungan sekolah maupun bermainnya.
ADVERTISEMENT
Pelecehan pada anak juga dikaitkan dengan perilaku antisosial. Dilansir Psychcentral, anak dengan ASP (Antisocial Personality Disorder) biasanya memiliki pengalaman diperlakukan dengan kasar (baik secara fisik maupun mental) oleh orang tua maupun orang di sekitar lingkungannya.
Kekerasan pada anak  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kekerasan pada anak (Foto: Thinkstock)
Ketika seorang anak sering diperlakukan kasar oleh orang tuanya, maka rasa percaya mereka terhadap orang lain akan berkurang. Pada akhirnya buat mereka jadi mengisolasi diri.
Video games juga terbukti berpeluang meningkatkan isolasi sosial pada anak. Hal ini disampaikan oleh Elizabeth T. Santosa selaku psikolog anak dalam bukunya yang berjudul 'Raising Children In Digital Area'. Video game dan kehidupan anak seakan menjadi dua sisi yang hampir selalu bertentangan. Jika dibiasakan terlalu berlebihan, video game bakal berpengaruh buruk bagi perilaku anak. Salah satu dampaknya adalah perilaku antisosial.
ADVERTISEMENT
Elizabeth menuturkan bahwa anak yang memainkan karakter utama dalam video games berusaha menyelesaikan setiap misi dan bertujuan untuk menang. Seringkali, anak terlihat main video games sendirian di rumah dan membuat anak enggan bersosialisasi dengan orang lain.
Maka dari itu penting untuk Anda sebagai orang tua mendisiplinkan waktu anak bemain video games ataupun online games.