Donat dan Kesehatan Anak, Ada Hubungannya Enggak Sih?

6 September 2018 10:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Donat untuk Anak (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Donat untuk Anak (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Tidak hanya anak, banyak orang dewasa yang juga suka makan donat. Rasanya yang enak, teksturnya yang empuk sedikit kenyal ditambah aneka topping yang menggoda selera. Hmm...siapa yang bisa dengan mudah menolaknya?
ADVERTISEMENT
Apalagi kini varian donat yang dijual di toko-toko kue maupun toko khusus donat semakin beragam dan tampilannya pun selalu menarik. Tapi waspada Moms, donat penuh dengan lemak dan tentunya juga gula.
Bukankah anak perlu lemak? Ya Moms, lemak adalah bagian penting dari asupan anak atau remaja Anda. Namun tidak semua lemak sama. Ada lemak yang baik dan ada yang jahat. Untuk kesehatannya, American Heart Association menyarankan Anda untuk memberi anak lemak yang baik dan sebisa mungkin hindar memberi anak lemak yang jahat.
Lemak tak jenuh termasuk lemak yang baik. Anak dapat memperoleh lemak tak jenuh dari ikan kembung, salmon, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak canola, minyak zaitun dan alpukat. Mereka juga perlu mendapat lemak jenuh misalnya dari minyak kelapa, keju, potongan daging berlemak, margarin dan mentega. Namun jumlahnya perlu dibatasi.
ADVERTISEMENT
Sementara lemak trans adalah lemak yang jahat dan bisa merugikan kesehatannya. Lemak trans ada pada makanan kemasan dan makanan cepat saji yang digoreng, termasuk donat!
Ilustrasi donat gula (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi donat gula (Foto: Thinkstock)
Begitu juga dengan gula. Meski dibutuhkan oleh tubuh, tetapi ada batasnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa orang dewasa sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 10% dari total asupan kalori harian mereka dalam bentuk gula. Jumlah ini sekitar 12 sendok teh. WHO selanjutnya merekomendasikan pengurangan hingga enam sendok teh jika memungkinkan.
Batas yang direkomendasikan untuk anak-anak lebih rendah lagi, hanya sekitar tiga sampai empat sendoh teh perhari! Nah, bayangkan bila anak makan sepotong donat yang sudah mengandung setidaknya 2 sendok teh? Tidak mungkin kan, ia hanya makan sepotong donat itu saja dalam sehari?
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, kandungan kalori di dalam donat tidak sedikit. Meski kadar kalori tiap donat berbeda, umumnya sebuah donat polos tanpa topping atau olesan tambahan mengandung setidaknya 200 kalori. Sementara donat dengan topping, kalorinya bisa mencapai angka 300 bahkan lebih.
Dengan kandungan lemak, gula dan kalori sebesar itu, donat justru tidak memiliki vitamin dan mineral yang juga dibutuhkan tubuh. Artinya, kandungan​ nutrisi​ donat tidak seimbang sehinggak tidak membawa manfaat bahkan dapat merugikan kesehatan anak.
Sehatkah Donat untuk Anak? (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Sehatkah Donat untuk Anak? (Foto: Pixabay)
Jadi bila anak mengonsumsi donat berlebihan, maka kalori, lemak dan gula yang masuk ke tubuhnya juga berlebihan.Hal ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti obesitas, kolesterol, hingga penyakit jantung pada anak.
Tidak tega untuk melarang anak makan donat? Pikirkan dampak kesehatan yang mungkin menimpanya. Apa Anda tega? Jadi pastikan anak tidak makan donat terlalu sering atau berlebihan ya, Moms. Berikan sekali-sekali saja bila anak memang ingin mencobanya.
ADVERTISEMENT