Face Reading, Cara Membaca Kepribadian Anak Lewat Wajah

29 April 2018 14:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
face reading bersama Temy (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
face reading bersama Temy (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Tidak ada orang tua yang ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang buruk. Oleh karena itu Moms, Anda butuh menerapkan pola asuh yang tepat, agar ia punya pribadi yang baik di masa depan.
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan dalam menerapkan pola asuh anak, salah satunya adalah dengan Face Reading atau membaca perilaku dari wajah seseorang.
Saat menghadiri acara “Kenali Anak dari Wajahnya” Temy Hilman Hartawan, S.Psi, Psikolog selaku Face Reader yang ada di Indonesia, mengatakan bahwa face reading adalah satu seni, satu pengetahuan atau satu keahlian untuk menganalisis kepribadian seseorang melalui wajah.
Temy Hilman Hartawan  (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Temy Hilman Hartawan (Foto: Istimewa)
Founder dari PT Artemy Visi Mandiri Bersama (+MIND) itu juga mengatakan bahwa sifat seseorang bisa dilihat dari wajahnya mulai dari umur 1 tahun.
“Face reader itu di Indonesia tidak selalu harus psikolog. Hanya saja yang saya pelajari dan saya basic-nya psikologi, dan saya senang obeservasi dan interview, itu yang menyebabkan saya mempelajari ini sendiri dengan metode sendiri dengan basic tangkap karakter tema besar, dan dinamika kepribadian.
ADVERTISEMENT
Dan untuk memahami dinamika kepribadian, itu harus tahu basic psikologinya, ” ujar Temy saat diwawancarai kumparanMOM (kumparan.com) pada Sabtu (28/4).
Temy mengatakan ada beberapa pendekatan tipologi kepribadian untuk memahami seseorang.
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Misalnya saja, apabila kita membedakan seseorang, apakah memiliki tipologi Thinking atau Feeling.
Orang dengan tipologi thinking atau si pemikir biasanya mendasarkan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan logika, nalar dan pemikiran jauh ke depan.
Sementara orang dengan tipologi feeling atau si perasa, adalah ketika berperilaku atau mendasarkan keputusan yang didasarkan pada dominasi aspek perasaan. Dalam memutuskan suatu hal, mereka akan sangat memperhatikan perasaan orang lain maupun perasaan dirinya sendiri.
Lantas, apa pentingnya belajar face reading bagi orang tua?
ADVERTISEMENT
Temy menjelaskan bahwa dengan belajar membaca wajah anak, orang tua akan mengerti bagaimana menerapkan pola asuh yang tepat berdasarkan kepribadian si kecil.
“Pentingnya face reading ya untuk memahami aslinya anak tuh kaya gimana, sehingga pola asuhnya tepat.
Misalnya nih, anak ini tuh anaknya feeling banget, tapi Anda mengasuh dengan cara orang thinking, anak itu akan susah bangkit," tambah Temy.
Dengan belajar face reading, orang tua juga bisa bersikap lebih tepat saat menghadapi anak dan diharapkan bisa berkembang secara optimal sesuai potensi nya.
"Contoh kasusnya, ketika anak mendapatkan nilai buruk di sekolah anak yang punya kepribadian feeling, kamu bisa approach dengan (kalimat):
‘Nak mama tau, kamu sudah menunjukkan usaha yang luar biasa besar. Mama bangga, meski belum maksimal’ nah itu kan masuk ke afeksi anak, itu cara yang benar mengasuh anak dengan kepribadian feeling.
ADVERTISEMENT
Tapi kalau anak dengan kepribadian thinking, Anda bisa mengatakan: 'Oke nak, orang bisa gagal, orang bisa sukses. tapi orang sukses adalah orang yang tidak mudah menyerah. Mama tahu kamu dilahirkan jadi juara," tutur Temy.
Nah Moms, banyak sekali ya manfaat memahami face reading. Anda tertarik mempelajarinya?