Faktor Depresi pada Ibu Pasca-Melahirkan dan Cara Mengatasinya

7 Desember 2017 21:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Depresi pada ibu setelah melahirkan memang kerap kali terjadi dan telah menjadi fenomena yang jamak. Postpartum Depression atau depresi pasca-melahirkan adalah tekanan psikis yang berkaitan dengan kelahiran yang berwujud ke dalam ketidakstabilan mental seperti merasa kesepian, sedih, mudah marah, yang memicu perubahan pola hidup.
ADVERTISEMENT
Fenomena Postpartum Depression tidak bisa disepelekan. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Postpartum Depression sendiri mempengaruhi sekitar 13 persen perempuan yang ada di dunia. Di Indonesia, tingkatan depresi pasca-melahirkan mencapai 19.8 persen.
Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo selaku Psikolog Lembaga Psikologi Terapa Universitas Indonesia, depresi pada ibu hamil ini memang terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah kelelahan yang terjadi pada si ibu setelah mengandung.
"Salah satu faktornya adalah cape gitu ya, ketika hamil terus melahirkan, itu kan membawa perubahan yang drastis ya. Berubah secara fisik, ada perubahan secara keseharian, kehilangan kebebasan ya kan?” ujar Vera pada kumparan (kumparan.com) pada acara #OramiBirthClub di Leaf Connoisseur by Tea Et Al Galeries Lafayette Level 1 , Pacific Place Jakarta pada Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
Selain faktor psikis, terdapat mekanisme tubuh yang mendorong terjadinya depresi tersebut.
“Terus ada faktor hormonal juga, jadi lebih sensitif, lebih peka, belum lagi mungkin ekspetasinya tidak sesuai dengan realita kejadian," tambah Vera.
Fisik yang masih lemah disertai dorongan hormon dapat membuat pikiran seorang ibu menjadi kalut. Selama masa kehamilan, seorang ibu pasti memiliki banyak harapan yang terkandung.
Sayangnya, banyak harapan saat masa kehamilan yang tidak terwujud. Tidak perlu isu yang rumit untuk membuat batin kecewa. Misalnya ketika seorang ibu berharap ingin melahirkan di rumah sakit yang ternama, namun ketika hari H, sang ibu justru melahirkan di rumah sakit yang berbeda. Hal kecil seperti ini bisa berdampak besar pada psikis seorang ibu setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
Tingkat depresi seorang ibu menjadi lebih buruk karena tidak adanya support dari orang terdekat. "Nah belum lagi misalnya dukungan dari pasangan itu kurang, nggak ada dukungan dari keluarga, macam-macam deh pokoknya, " tambah Vera.
Lantas bagaimana cara memulihkan rasa depresi pada Ibu hamil?
Vera mengatakan langkah pertama agar seseorang pulih dari rasa depresi tersebut adalah menanamkan pola pikir yang realistis. "Jangan memaksakan diri untuk jadi perfect (sempurna). Cukup terima diri apa adanya, terus antisipasi dengan semua kemungkinan terburuk itu apa.
Cara paling tepat untuk realisitis adalah bijak memilih informasi. Tidak semua informasi yang menjadi angan-angan ibu dapat dibenarkan sepenuhnya.
“Kadang-kadang yang bikin kita stres sendiri karena informasinya tuh datang dari mana pun dan belum tentu benar gitu yang jadi lebih baik harus dengerin satu sumber yang kita ketahui valid dan akurat, " jelas Vera.
ADVERTISEMENT
Mengobati rasa tertekan tidak mungkin dilalui sendiri. Carilah orang terdekat untuk bercerita dan meluapkan semua kegelisahan Anda. Jika perlu, mintalah bantuan pada orang yang lebih profesional seperti Psikolog.
"Ya pokoknya Ibu jangan memaksakan semuanya sendiri, minta bantuan kalau ada masalah, atau mungkin bisa ikut bergabung dalam sebuah komunitas yang mengalami hal yang sama dengan si ibu," papar Vera.
Vera menyebutkan bahwa teman bercerita tidak harus dilakukan oleh suami. Justru, teman bicara yang lebih mengerti kebanyakan adalah sesama perempuan. "Biasanya mungkin suami kan kurang mengerti masalah kita, karena mereka nggak merasakan. Tapi ketika kita bercerita terhadap sesama perempuan yang merasakan hal yang kita rasakan, itu akan buat kita jadi lebih tenang dan ngerti, " tutup Vera.
ADVERTISEMENT