Harus Bersikap Bagaimana saat Anak Berkata Tidak Sopan?

12 Februari 2019 10:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bukan tidak sopan, anak kadang belum paham etika sosial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bukan tidak sopan, anak kadang belum paham etika sosial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah anak bicara atau menanyakan hal yang tidak sopan pada orang lain sampai membuat Anda merasa malu atau kewalahan? Tenang, Moms. Anda tidak sendiri. Kemungkinan besar, orang tua lain juga pernah mengalaminya, kok.
ADVERTISEMENT
Ini karena anak punya banyak sekali pertanyaan di dalam pikirannya. Dalam kenaifannya, anak bisa langsung mengatakan apa yang mereka pikirkan. Ini bukan karena mereka nakal atau ingin bersikap tidak sopan lho, Moms. Tetapi hanya karena mereka belum peka atau belum cukup memahami etika sosial sebagaimana orang dewasa.
Itu sebabnya -tanpa merasa berdosa- anak bisa saja mengatakan atau mengucapkan hal-hal yang terkesan tidak sopan.
(FOTO - ANAK TERTAWA)
Cacis, ibu 3 anak yang tinggal di Kalibata, Jakarta Selatan, pernah mengalami kejadian seperti ini. Di supermarket, putra sulungnya, Rangga, tanpa merasa bersalah berkata, "Ibu, Tante yang pakai baju biru itu gemuk ekali. Seperti kudanil!"
Tentu saja Cacis kaget dan malu sekali mendengarnya. Apalagi, wanita yang dimaksud berdiri tak jauh dari mereka. Jelas ia mendengar apa yang diucapkan Rangga.
ADVERTISEMENT
Berusaha memperbaiki keadaan, Cacis langsung menegur Rangga dan minta anaknya itu meminta maaf.
Rangga menurut, menghampiri wanita tersebut dan berkata, "Maaf ya Tante, aku bilang Tante seperti kudanil. Soalnya aku punya buku cerita kudanil dan kudanilnya besar seperti Tante!"
Aduh! Malah diulang dan jadi semakin parah!
"Mau mati saya rasanya saking malunya waktu itu," cerita Cacis pada kumparanMOM, Senin (11/2), "Saya langsung narik tangan Rangga, terus saya cubit pahanya. Rangganya nangis keras dan orang-orang di sekitar kami jadi ikut merhatiin ingin tahu ada apa. Menyesal juga sih, kenapa saya jadi begitu ke Rangga. Habis harus gimana? Saya betul-betul serba salah" keluhnya.
Nah, agar tidak menyesal seperti Cacis, Anda bisa mencoba beberapa tips ini, Moms:
ADVERTISEMENT
(ANAK)
Jangan Marahi
Meski berada dalam posisi yang serba salah, cobalah pahami bahwa yang Anda hadapi bukan orang dewasa. Jadi, cobalah untuk tidak marah maupun bereaksi berlebihan.
Pertama, pikirkan pihak yang dirugikan. Ingatlah bahwa mayoritas orang dewasa di supermarket atau pusat perbelanjaan mungkin juga punya anak. Jadi kemungkinan mereka pun pernah mengalami hal yang Anda hadapi ini.
Jika Anda yakin bahwa pihak yang dirugikan sudah pasti mendengar apa yang dikatakan si kecil, sampaikan “maaf” langsung atas nama anak Anda. Singkat saja, Moms! Tidak usah memberi terlalu banyak penjelasan apalagi pembenaran. Anda bisa mencegah 'kekacauan' yang lebih besar dengan bicara sesingkat mungkin.
Tahap Selanjutnya
Setelah krisis berakhir dan Anda sudah berada jauh dari "korban", luangkan waktu untuk menjelaskan kepada anak mengapa dia tidak boleh mengatakan apa yang tadi dikatakannya.
ADVERTISEMENT
Tapi jangan berharap anak langsung atau cepat mengerti ya, Moms. Apalagi kalau Anda selama ini sering mengingatkan anak untuk selalu berkata jujur. Terutama bila anak Anda masih berusia tiga atau empat tahun. Sebab umumnya, anak di usia ini belum mampu membedakan antara kejujuran dan menyembunyikan kebenaran demi menjaga perasaan orang lain. Karena itu, Anda perlu berhati-hatilah agar anak tidak bingung.
Ilustrasi anak korban pedofilia Foto: Shutterstock
Pastikan anak menyadari bahwa Anda bukannya menyuruh dia berbohong, dan tekankan bahwa berbohong tidak dapat diterima dalam situasi apa pun.
Namun, dorong anak untuk memikirkan bagaimana orang lain bereaksi terhadap kata-kata atau komentarnya. Minta anak membayangkan bahwa dia memiliki hidung besar dan berbintik-bintik yang membuatnya terlihat sangat jelek. Kemudian minta dia untuk membayangkan semua orang di mal memperhatikan dan mengomentari hidungnya.
ADVERTISEMENT
Diskusikan bagaimana perasaannya dalam situasi itu. Apakah dia akan senang? Apakah dia akan merasa nyaman? Apakah dia akan merasa sedih?
Latihan ini akan membantu anak mengembangkan kesadaran bahwa orang lain juga memiliki perasaan, bukan hanya dia. Menempatkan anak di sepatu orang lain pesta yang terluka lebih efektif daripada menasehati anak.
Ilustrasi anak balita (Foto: Shutterstock)
Bila anak sudah paham, Anda bisa menyampaikan pada anak pesan dari tokoh Thumper di cerita si rusa Bambi, “If you can’t say somethin’ nice, don’t say nothin’ at all”. Kalau kamu tidak bisa mengatakan hal yang baik, lebih baik tidak mengatakan apa-apa sama sekali.
Tekankan pada anak, bahwa dia perlu berpikir sebelum berbicara. Setelah semua diskusi ini, Anda mungkin akan mendapati bahwa si kecil menyesal, Moms. Ini bukti bahwa ia sejak awal memang tidak pernah berniat menyinggung perasaan orang lain atau bersikap tidak sopan.
ADVERTISEMENT