Hati-hati Moms, Terlalu Banyak Dilarang Bikin Balita Tak Percaya Diri

25 April 2018 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak malu (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak malu (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Perhatikan buah hati Anda, Moms. Si dua tahun bukan lagi bayi, tapi dia makhluk kecil yang siap mengeksplorasi dunia! Bicaranya sudah semakin jelas, keinginan dan rasa ingin tahunya juga begitu tinggi.
ADVERTISEMENT
"Eksplorasi merupakan bagian dari stimulasi. Keterampilan motoriknya semakin meningkat. Setiap ia bisa dan sudah berhasil melakukan sesuatu, anak akan semakin merasa percaya diri," kata Psikolog Dra. Ratih Ibrahim, MM, pada acara konferensi pers peluncuran DANCOW Iya Boleh Camp dari Dancow Advanced Excelnutri+, di Jakarta, (24/4).
Inilah mengapa peran orang tua dalam memfasilitasi serta mendampingi anak sangat penting. Bagaimana cara melakukannya?
Tiga hal yang menjadi kunci untuk orang tua dalam memfasilitasi anak adalah memberikan nutrisi, stimulasi tepat dan cinta. Saat menstimulasi anak, orang tua perlu memastikan lingkungan atau area yang ramah dan aman bagi anak, kesiapan anak mengeksplor sehingga tidak ada pemaksaan, dan keterlibatan orang tua dalam prosesnya.
Ibu bantu mengajarkan anak merangkak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu bantu mengajarkan anak merangkak (Foto: Thinkstock)
"Jadi masih kurang tepat kalau badan si kecil tumbuh sudah ideal, tapi dia dilarang melakukan ini dan itu. Tentu saja itu jadi membatasi gerak anak dalam mengeksplor," tambah Ratih Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Seperti apa contohnya orang tua yang membatasi anak? Terlalu banyak bilang "Tidak boleh!" Ini bisa menciptakan pengalaman buruk pada balita dan membuatnya enggan bereksplorasi bahkan jadi tidak percaya diri.
Lebih baik, ganti kalimat Anda. Misalnya bila anak sedang penasaran dengan api, katakan "Iya, boleh bermain api. Tapi dari sini saja ya, tidak perlu terlalu dekat. Karena bahaya terbakar," Singkatnya, daripada buru-buru melarang anak melakukan sesuatu lebih baik memperbolehkannya namun tetap berada di dalam pengawasan orang tua.
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
"Semua pengalaman pertama si kecil akan diingatnya seumur hidup. Adalah lebih baik jika Anda hanya menyediakan pengalaman yang berkesan baik. Selain itu, pengalamannya dalam melewati satu per satu milestone atau tahapan tumbuh kembang anak adalah lebih baik bila ada kita (orangtuanya) yang mendampingi," tutup Ratih Ibrahim.
ADVERTISEMENT