news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Heboh Kasus Cacar Monyet, Haruskah Orang Tua Khawatir?

16 Mei 2019 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cacar air pada usia remaja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacar air pada usia remaja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir, kasus cacar monyet yang terjadi di Singapura turut meresahkan sebagian masyarakat di Indonesia. Pasalnya, mereka khawatir virus tersebut juga akan masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, Moms, seorang warga negara Afrika dinyatakan positif mengidap cacar monyet (monkeypox) ketika mengunjungi Singapura pada 28 April lalu. Ini adalah kasus pertama cacar monyet yang pernah dihadapi Singapura.
Kini, pria asal Nigeria tersebut dalam kondisi stabil dan diisolasi di National Center for Infectious Diseases (NCID). Sebanyak 22 dari 23 orang yang melakukan kontak dengan pasien juga dikarantina untuk tindak pencegahan, dengan satu orang lainnya telah pulang ke negaranya dan tidak menunjukkan gejala cacar monyet.
Lantas, apa sebenarnya cacar monyet dan bagaimana gejalanya?
Ilustrasi cacar air pada bayi Foto: Shutterstock
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit langka yang berasal dari virus yang disebarkan oleh hewan seperti tikus, monyet dan kelelawar. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), manusia bisa tertular virus ini melalui darah, cairan tubuh, atau luka dari hewan yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menular ketika seseorang memakan daging hewan terinfeksi yang dimasak tidak matang.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, virus ini tidak mudah menyebar di antara manusia. Infeksi dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien.
Adapun gejala umum dari penyakit ini adalah demam, sakit kepala, sakit otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit pada tubuh.
Ruam akan muncul dalam satu hingga tiga hari setelah timbulnya demam. Ruam tersebut biasanya dimulai di bagian wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, umumnya di tangan dan telapak kaki.
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
Pada kasus yang lebih parah, virus ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, sepsis, radang otak, dan kehilangan penglihatan karena infeksi mata. Gejala biasanya berlangsung 14 hingga 21 hari.
ADVERTISEMENT
WHO menambahkan, sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda, dengan tingkat kematian 1 hingga 10 persen yang dilaporkan selama wabah berlangsung. Selain itu, virus monkeypox hanya dapat didiagnosis di laboratorium khusus dengan melakukan serangkaian tes.
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada perawatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk cacar monyet. Kendati begitu, vaksin untuk cacar juga terbukti 85 persen efektif mencegah monkeypox.
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
Kementerian Kesehatan RI juga turut ambil suara dalam menyikapi kasus cacar monyet ini. Kemenkes mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak panik dengan adanya pemberitaan mengenai adanya penyakit cacar monyet atau monkeypox yang kemungkinan dapat masuk ke Indonesia. Meski demikian, masyarakat diimbau juga untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan.
ADVERTISEMENT
“Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anung Sugihantono, dalam pernyataan tertulis Kemenkes.
Anung menjelaskan bahwa cacar monyet telah menjangkiti wilayah Afrika Tengah dan Barat, yang meliputi negara Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon, and Sudan Selatan.
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
Sebagai upaya pencegahan, Kemenkes meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih, seperti cuci tangan dengan sabun, menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi paparan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, serta menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat).
ADVERTISEMENT
Anda juga tak perlu khawatir berlebihan, karena menurut Dr Leong Hoe Nam, ahli penyebaran penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, risiko penularan cacar monyet antarmanusia sangat rendah, bahkan hampir tidak ada sama sekali.
"Saya tidak khawatir," kata Leong kepada media Singapura, The Straits Times, pada akhir pekan.
com-Singapura. Foto: Shutterstock
Melihat kasus ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengimbau wisatawan dan masyarakat Tanah Air yang berada di Singapura untuk tetap tenang. Pemerintah sendiri belum menerapkan travel warning untuk melakukan perjalanan ke Singapura.
"Kami mengimbau Anda yang sedang berada di Singapura untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan situasi ini melalui media lokal maupun laman Kementerian Kesehatan Singapura," ujar perwakilan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, seperti dikutip dari situs resminya.
com-Ilustrasi Negara Singapura Foto: Shutterstock
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri juga mengimbau untuk masyarakat dan wisatawan Indonesia yang berencana untuk bepergian ke negara-negara Afrika Tengah dan Barat agar tetap menjaga pola hidup higienis. Wisatawan juga diimbau menghindari kontak kulit langsung dengan bangkai hewan atau mayat, dan tidak mengkonsumsi daging satwa liar, seperti monyet, kadal, buaya, ular, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Apabila Anda memiliki gejala-gejala tertentu seperti demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam-ruam, setelah mengunjungi negara-negara di Afrika Tengah dan Barat, segera kunjungi dokter atau fasilitas medis untuk mendapatkan perawatan," pungkas perwakilan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Nah Moms, selama belum ada travel warning dari pemerintah, artinya Anda masih aman jika ingin bepergian ke Singapura. Yang terpenting, Anda tetap harus waspada dan melakukan pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.