Sekjen AIMI: Ibu Perlu Belajar seputar Menyusui Sebelum Bayi Lahir

3 Februari 2018 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jumat (2/1) kemarin di Teater Salihara, tim Redaksi kumparanMom (kumparan.com) bertemu dengan Farahdibha Tenrilemba -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).
ADVERTISEMENT
Farahdibha yang siang itu tampak cerah memakai kerudung merah jambu, menyambut teman-teman kumparanMom yang sudah dikenalnya maupun yang baru bergabung dengan ramah.
"Seluruh tim redaksi kumparanMom harus tahu betul pentingnya menyusui baik untuk bayi, ibu maupun relasi keduanya agar dapat menyiapkan dan menulis informasi yang tepat dan bermanfaat," Pemimpin Redaksi kumparanMom, Prameshwari Sugiri yang akrab disapa Imesh, membuka obrolan.
"Tidak hanya tahu menyusui itu penting, kita juga perlu paham alasannya dan mengerti apa saja tantangan-tantangan yang banyak dihadapi ibu dan bayi dalam kegiatan menyusui -khususnya di Indonesia." Imesh melanjutkan apa yang menjadi alasan pertemuan dengan Farahdibha siang itu.
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
Dibha, begitu Farahdibha biasa disapa, juga menyambut baik maksud ini. "Banyak rekan-rekan media yang menghubungi saya atau pegiat AIMI lainnya. Tapi belakangan ini khususnya, melulu untuk bertanya soal donor ASI. Padahal masih banyak sekali yang perlu dibahas seputar ASI dan menyusui."
ADVERTISEMENT
Berbekal aneka alat peraga lengkap seperti boneka bayi, gelas ASI, selang kecil, botol kaca, hingga replika payudara untuk peragaan menyusui yang dibawa Dibha, perbincangan berlangsung semakin hidup dan seru.
Selain tanya jawab dan diskusi, Tim redaksi kumparanMom yang sudah pernah atau sedang menyusui juga berbagi pengalaman dalam kesempatan ini. Sementara yang belum menikah atau sedang hamil mendengarkan seksama.
Menurut Dibha, belajar tentang menyusui justru perlu dan lebih baik dilakukan sebelum anak dilahirkan bahkan bila memungkinkan sejak pasangan belum menikah.
"Dengan belajar duluan sebelum anak lahir, ibu maupun ayah akan lebih siap dan tahu betul apa saja yang perlu dilakukan maupun apa yang akan dihadapi sejak detik-detik kelahiran bayi," kata Dibha.
ADVERTISEMENT
Ini akan memberi banyak manfaat untuk kesuksesan menyusui maupun bekal dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul nanti.
Karena biasanya, ibu salah bertindak atau mengambil keputusan akibat minim atau salah informasi seputar menyusui.
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Menyusui Bersama Sekjen AIMI (Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan)
Dibha yang juga merupakan salah satu pendiri AIMI menambahkan, menyusui itu bukan pornografi, bukan pula pornoaksi. Menyusui itu adalah hak ibu dan anak.
Karenanya, ibu menyusui membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya termasuk pasangan, keluarga, tempat kerja, tenaga medis, sesama ibu bahkan media.
"Jika seorang ibu tidak bisa menyusui bayinya, jangan bilang ia gagal atau menumpahkan kesalahan padanya. Namun, pada lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung," tutup Dhiba.
Ah, senangnya bisa menambah ilmu lagi bersama AIMI.
ADVERTISEMENT
Bila Anda pegiat organisasi atau komunitas yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan dan aktivitas ibu dan anak, Anda bisa menghubungi kami juga di [email protected].
Kami akan dengan senang hati berkenalan, berdiskusi dan tentunya berkolaborasi.