Imunisasi di Posyandu, Puskesmas, dan RS Swasta, Apa Bedanya?

25 April 2019 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi mendapat imunisasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bayi mendapat imunisasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Imunisasi dapat menghindarkan anak dari risiko sakit berat, cacat hingga meninggal dunia. Karenanya, sangat penting untuk melengkapi imunisasi mulai anak berusia 0 hingga remaja.
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga terus mengingatkan orang tua agar selalu memerhatikan catatan di kartu atau buku kesehatan yang anak miliki sejak bayi.
"Orang tua suka merasa anak sudah lengkap imunisasinya, padahal pas dilihat di kartunya belum lengkap. Nah, ini makanya harus dilihat dan diperhatikan betul, supaya bisa dilengkapi," ujar Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI dan staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, saat ditemui kumparanMOM di Aston Suites, Jakarta Pusat, Senin (22 April) lalu.
Untuk melengkapi imunisasi anak, Anda bisa membawanya ke posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit (RS), baik itu negeri maupun swasta, Moms.
Tapi, pernahkan Anda bertanya-tanya, apa bedanya imunisasi di posyandu, puskesmas, atau RS, baik itu negeri maupun swasta? Yuk, baca terus artikel ini agar mengerti.
Orang tua perlu memberi imunisasi lengkap pada anak Foto: Shutterstock
Semua imunisasi penting dan diperlukan. Demikian kesimpulan para pakar di semua negara yang sudah membuktikan bahwa imunisasi bermanfaat untuk mencegah penyakit yang berbahaya bagi bayi, anak sampai remaja.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, kemampuan pemerintah di setiap negara berbeda-beda. Di Indonesia, pemerintah baru mampu menyediakan subsidi untuk sebagian vaksin saja, yaitu: Hepatitis B, Polio, BCG, DPT-Hib, Campak-Rubella (MR), DT, Td.
Adapun vaksin Pneumokokus, HPV, JE dan Rabies sementara diprioritaskan di beberapa provinsi tertentu, karena adanya berbagai pertimbangan, antara lain karena pola penyakit dan anggaran yang tersedia.
Sementara, vaksin yang belum disubsidi pemerintah atau belum disediakan untuk program nasional kita antara lain: Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Japanese Encephalitis B, Rabies, MMR, Demam Tifoid, Cacar air, Hepatitis A, Kanker Leher Rahim (HPV) dan Meningitis untuk jemaah haji.
"Yang sudah ditanggung, disebut wajib, disediakan gratis di posyandu, puskesmas atau rumah sakit pemerintah. Yang belum tidak bisa diwajibkan, dianjurkan karena belum ditanggung. Tapi bukan berarti tidak penting!" Prof. Soedjatmiko menjelaskan.
Ilustrasi membandingkan harga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Jadi jelas, ada tidaknya subsidi dari pemerintah lah yang membuat kelengkapan atau jenis-jenis vaksin yang tersedia di posyandu, puskesmas, RS milik swasta jadi berbeda.
ADVERTISEMENT
Posyandu atau puskesmas, hanya melayani imunisasi wajib yang vaksinnya sudah ditanggung oleh pemerintah saja.
Sebaliknya, di klinik atau RS swasta, tidak hanya imunisasi yang wajib, anak juga bisa mendapat imunisasi yang dianjurkan bahkan imunisasi dengan vaksin impor yang lebih mahal. Tentu saja dengan membayar harga vaksin yang tidak disubsidi pemerintah serta membayar jasa dokter dan administrasi RS tersebut.
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Hal ini juga dijelaskan oleh Dr. dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), kepada kumparanMOM, Rabu (25/4). Menurut dr.Ariani, saat Anda memutuskan memvaksin anak di RS Swasta, Anda bisa menentukan ingin menggunakan vaksin lokal atau vaksin impor, Moms.
Apa bedanya?
"Biasanya perbedaan kandungan (antara vaksin lokal dan impor), tapi hanya sedikit saja. Kalau bicara manfaat, sama saja," ujar dr.Ariani. Menurutnya, saat hendak imunisasi, orang tua bisa bertanya pada dokter mengenai perbedaan kandungan maupun efek samping vaksin yang akan digunakan.
ADVERTISEMENT
dr.Ariani juga berpesan, agar orang tua juga memerhatikan keaslian vaksin impor yang akan digunakan. "Selama rumah sakit mengambil dari distributor resmi, dapat dipastikan keasliannya."
Maka, periksa saja. Anda boleh kok, minta dokter atau petugas medis memperlihatkan label maupun kemasan vaksin saat imunisasi. Jangan lupa, periksa juga tanggal kedaluwarsanya ya, Moms!
Ilustrasi Vaksin MR Foto: Pixabay
Masih soal vakin impor, Prof. Soedjatmiko menjelaskan, sebagian besar vaksin yang digunakan untuk imunisasi di Indonesia adalah vaksin lokal, buatan PT Biofarma Bandung. Tapi Anda tak perlu ragu akan kualitasnya.
"Yang lokal juga aman dan bagus, tidak usah ragu atau jadi khawatir. Vaksin buatan kita (Indonesia) malah sudah diekspor ke ratusan negara, lho! Termasuk negara-negara muslim. Semua menyatakan aman dan bermanfaat," ujar Prof.Soedjatmiko.
ADVERTISEMENT
Nah, jadi Anda memilih untuk imunisasi anak di mana, Moms? Ke mana pun yang jadi pilihan Anda, lengkapi imunisasi anak sesuai jadwalnya ya.
------
kumparanMOM mendukung penuh Pekan Imunisasi Dunia dengan menyiapkan puluhan artikel tentang imunisasi sepanjang minggu ini khusus untuk Anda, Moms.
Baca semuanya dengan mengikuti topik Pekan Imunisasi Dunia dan jangan lupa sebarkan pada seluruh keluarga dan teman-teman Anda, ya.