Jangan Beri Bayi dan Balita Telur Setengah Matang! Ini Alasannya

3 Mei 2018 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telur mata sapi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Telur mata sapi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap ibu pasti ingin memberikan nutrisi terbaik untuk buah hatinya, termasuk memberikan asupan protein berkualitas.
ADVERTISEMENT
Telur termasuk sumber protein hewani yang murah dan mudah didapatkan. Selain itu, telur juga mengandung gizi tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. Karenanya, telur baik untuk dikonsumsi anak Anda.
Tapi jangan pernah memberikan bayi atau balita Anda telur setengah matang ya, Moms!
Ilustrasi bayi makan.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. (Foto: Thinkstock)
Dilansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telur setengah matang sangat berbahaya jika dikonsumsi balita. Alasannya telur dapat mengandung bakteri yang disebut Salmonella. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang retak.
Risiko infeksi bakteri ini bisa menyerang siapa saja. Tapi balita berisiko empat kali lebih besar mengalami gejala keracunan makanan berupa Salmonellosis dibandingkan orang dewasa. Selain balita, lansia dan ibu hamil juga berisiko tinggi terkena Salmonellosis. Apalagi bayi, Moms!
Mayones (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mayones (Foto: Dok. Thinkstock)
Bukan hanya telur setengah matang biasa saja, makanan olahan telur yang dimasak belum sempurna, seperti mayones rumahan atau homemade juga masih berisiko menimbulkan Salmonellosis.
ADVERTISEMENT
Karena itu lebih baik gunakan produk mayones buatan pabrik, yang umumnya menggunakan telur yang telah dipasteurisasi sehingga aman dikonsumsi.
Anda juga perlu mewaspadai gejala dari Salmonellosis ya, Moms. Gejala ini muncul sekitar 12 hingga 17 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala-gejalanya meliputi: diare berdarah, muntah, demam, dan dehidrasi.
Bila melihat tanda-tanda ini, segera beri anak banyak minum, dan jika menunjukkan gejala yang lebih buruk, periksakan kondisinya dengan dokter.