Jangan Biarkan Beban Seorang Ibu Membuatnya Depresi

16 Desember 2017 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu mudah merasa depresi  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu mudah merasa depresi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ibu cenderung memiliki peran yang besar dalam suatu keluarga. Kebaikan yang dilakukannya untuk suami, anak dan keluarga tentunya menjadi nyawa tersendiri bagi kehidupan bersama.
ADVERTISEMENT
Menjalani peran sebagai ibu tak selalu manis. Tak jarang, seorang ibu merasa putus asa, kecewa dan akhirnya berujung depresi.
Lantas, apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi padanya?
Psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, M. Psi., Psi, mengatakan bahwa umumnya ada sejumlah sebab dan akibat dari perasaan buruk yang menimpa sang ibu. Hal itu juga berkaitan dengan sosok ibu yang telah terbiasa melakukan banyak hal atau multi-tasking.
"Sebaiknya, suami, anak-anak dan keluarganya mampu memberikan apresiasi terhadap apa yang telah dikerjakan oleh ibu serta memberikannya dukungan di segala kondisi," ceritanya pada kumparan (kumparan.com) saat ditemui secara langsung beberapa waktu yang lalu.
Berikan apresiasi terhadap apa yang ibu kerjakan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berikan apresiasi terhadap apa yang ibu kerjakan (Foto: Thinkstock)
Faktor stress biasanya menyerang percaya diri. Menurutnya, ibu juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang tidak menentu. Tak jarang, ibu meragukan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Ibu tidak boleh sampai merasa terbebani. Ketika perasaan itu muncul, ia sebenarnya membutuhkan dukungan, cinta dan kasih dari orang-orang yang menyayanginya agar ia terus percaya pada kemampuannya.
"Saat ibu sudah merasa tidak puas dengan keluarga dan kehidupan rumah tangganya, maka ia akan dengan mudahnya merasa depresi. Hal itu perlu diatasi oleh orang-orang terdekatnya," tuturnya.
Psikolog yang akrab disapa Vera ini menyarankan agar hendaknya ada rasa empati yang mendalam dan pertolongan yang tulus untuk membantu pekerjaan sang ibu. Hal itu perlu dilakukan agar ibu merasa dihargai dan mendapatkan timbal balik yang positif dari lingkungannya. Timbal balik ini pun sebaiknya berupa perasaan dan sikap positif yang dapat dirasakan ibu.
Sederhananya, ibu sebaiknya merasa cukup dengan apa yang telah dilakukannya untuk keluarga. "Sebenarnya, selama kondisi emosional anak-anak baik, tumbuh kembangnya berjalan optimal dan anak terus menunjukkan perkembangannya, maka ibu telah menjadi seorang ibu yang baik," tutupnya.
ADVERTISEMENT