Jangan Rutin Perah ASI Jika Jarang Menyusui Langsung, Kenapa?

3 Desember 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Memerah ASI secara rutin memang tak ada salahnya, karena manfaat dari ASI perah itu sendiri untuk dapat disimpan selama beberapa waktu, serta diberikan ke bayi kala ibu tak sedang berdekatan dengannya. Cara ini merupakan solusi, untuk tetap bisa memberi bayi ASI secara eksklusif dan dilanjutkan pemberiannya hingga usia 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Tapi, sang ibu juga jangan sampai melupakan menyusui langsung di samping rajin memerah ASI. Adapun menurut pakar, menyusui bayi secara langsung adalah lebih dianjurkan dibanding memberi ASI perah semata.
Alasannya karena lantaran banyaknya manfaat yang dapat ibu dan anak peroleh. Sebab itu, menjaga intensitas waktu pemberian ASI perah dan menyusui langsung perlu diatur.
Dalam proses pemberian ASI perah, kedekatan emosional antara ibu dan bayi tdak seintens dan sedekat saat mulut bayi mengisap langsung dari payudara ibu.
Ibu menyusui sambil memompa ASI (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui sambil memompa ASI (Foto: Shutterstock)
Selain itu, pada saat menyusui secara langsung, isapan mulut bayi lebih bisa merangsang hormon-hormon yang dapat membuat produksi ASI dibanding bila dipompa dengan alat.
Seperti kata Dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC kepada kumparanMOM "Bagi ibu, isapan mulut bayi dapat merangsang hormon-hormon yang berguna untuk produksi ASI dan pengalirannya. Selain itu juga bisa membuat perasaan ibu lebih bahagia, ikatan batin dengan bayi terjalin lebih erat."
ADVERTISEMENT
Menyusui langsung dapat membuat ibu dan anak lebih bahagia karena hormon endorfin, atau hormon yang dapat membuat ibu dan anak merasa bahagia, akan meningkat lewat sentuhan dan dekapan yang terjadi selama proses menyusui.
Menyusui bisa turunkan risiko sang ibu terkena stroke. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menyusui bisa turunkan risiko sang ibu terkena stroke. (Foto: Shutterstock)
Adapun kualitas ASI pada payudara ibu tak akan pernah basi, sementara pada ASI perah bisa saja akibat penyimpanan yang tidak tepat.
Jadi, bila Anda merasa mulai jarang menyusui secara langsung, sebaiknya kurangi frekuensi memompa ASI perah untuk sementara waktu untuk mulai luangkan waktu lebih lama dalam menyusui secara langsung.
Misalnya, pompa ASI perah bila sedang Anda di kantor saja. Ketika di rumah, biarkan bayi langsung meminum ASI dari payudara Anda. Luangkan waktu di pagi hari sebelum berangkat kerja dan sore atau malam hari sepulang kerja pula untuk menyusui.
ADVERTISEMENT
Penulis: Nanda Saputri