Jangan Salah Moms, 'Alita: Battle Angel' Bukan Film untuk Anak
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Film ‘Alita: Battle Angel’ sendiri merupakan fiksi ilmiah cyberpunk adaptasi dari cerita manga ‘Battle Angel Alita’ dan anime ‘Battle Angel Alita (OVA)’ yang mengudara pada 1993. Dalam adaptasi film Hollywood-nya, ‘Alita: Battle Angel’ akan bercerita tentang Dr. Ido yang menghidupkan kembali sebuah cyborg berteknologi tinggi. Karena lupa ingatan, cyborg tersebut kemudian diberi nama Alita dan menjalani hidup tenteram sebagai anak angkat Dr. Ido di Iron City.
Kenyamanan Alita mulai terusik ketika ia mulai berusaha untuk menemukan jati dirinya di masa lalu. Selama mencoba untuk mengulik masa lalu, Alita juga diganggu oleh banyak cyborg jahat yang merasa terganggu dengan kehadirannya.
Dari resensi ini, sepertinya ceritanya seru, ya? Tapi apakah juga seru untuk anak terutama yang masih kecil?
ADVERTISEMENT
Dilabel dengan tanda R atau usia 13+, ‘Alita: Battle Angel ’ memang diperuntukkan untuk remaja. Namun nyatanya, ada saja orang tua yang masih mengajak anak di bawah usia tersebut -bahkan usia balita- menyaksikannya.
Hal inilah yang membuat tim kumparanMOM merasa perlu untuk menontonnya langsung dan membuat ulasan dari 'kacamata' orang tua.
Setelah menyaksikannya, ternyata memang ada beberapa hal yang patut jadi catatan orang tua. Apa saja?
Pertama, ramuan aksi, emosi, romansa, alur cerita, dan humor yang ditawarkan terasa dewasa. Anak bisa saja kesulitan memahaminya, atau butuh banyak penjelasan dari Anda.
Kedua, Anda akan menemukan banyak adegan kekerasan dan pertempuran. Termasuk adegan meninju, menusuk, menikam dan menebas dengan senjata. Juga ada adegan yang menunjukkan bagian tubuh yang hilang atau rusak, kematian serta darah baik darah manusia yang berwarna merah dan maupun darah cyborg yang berwarna biru.
Presentasi darah cyborg di film ini memang lebih banyak dibandingkan darah manusia. Ini mungkin yang menyebabkan ‘Alita: Battle Angel ’ tidak bisa dikatakan sadis atau berdarah-darah dan masih bisa mendapat label film untuk remaja.
ADVERTISEMENT
Tapi perlu dipahami Moms, berbeda dari robot, cyborg adalah bagian dari manusia dan bertindak seperti manusia, termasuk merasakan emosi serta rasa sakit. Sepanjang film, melihat cyborg yang bisa merasakan rasa sakit inilah yang kerap dilecehkan, dicabik-cabik dalam beberapa adegan, hingga dipotong kaki dan dipenggal kepalanya!
Ketiga, objetivikasi perempuan! Ya Moms, tokoh perempuan dalam film ini -termasuk Alita- seolah sengaja digambarkan sebagai sosok sensual dan ditempatkan sebagai objek seksual. Beberapa kali melalui adegan maupun narasi juga tertangkap adanya stereotip perempuan itu lemah, emosional dan tidak berdaya.
Hal-hal inilah yang mungkin bisa membuat penonton terutama para wanita, tidak nyaman menontontonnya. Terutama, bila Anda ingin si kecil memiliki wawasan gender yang baik sejak dini.
Keempat, ada beberapa adegan 'menggoda' bahkan ciuman antara Alita dan seorang pria. Meski yang melakukan 'anime' dan nggak sampai buka baju atau ke arah adegan ranjang, tapi rasanya...tetap saja!
ADVERTISEMENT
Kelima, kata-kata kasar cukup sering bersliweran. Mulai dari kata "f-k," "s-t," "b-ch," "h-l" dan banyak lagi lainnya. Bila anak Anda sudah terbiasa mendengar percakapan dalam bahasa Inggris, ia pasti dapat dengan mudah menangkapnya.
Keenam, ada adegan di mana beberapa tokoh atau karakter menikmati minuman keras secara berlebihan. Hal ini tentu juga tidak patut dijadikan teladan untuk anak.
Nah, bagaimana menurut Anda? Masih cocok kah film ‘Alita: Battle Angel ’ ini untuk disaksikan si kecil?
Jangan lupa, kita adalah 'lembaga sensor' terbaik untuk anak, Moms. Karena setiap anak memiliki kesiapan dan kematangan yang berbeda-beda dan orang tua lah yang paling memahaminya. Jadi pastikan selalu memilih film yang sesuai dengan si kecil maupun dengan nilai-nilai keluarga Anda.
ADVERTISEMENT