news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Karena Anak dengan Down Syndrome Sama Seperti yang Lainnya

21 Maret 2018 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keceriaan di POTADS. (Foto: Facebook/@Potads)
zoom-in-whitePerbesar
Keceriaan di POTADS. (Foto: Facebook/@Potads)
ADVERTISEMENT
Hari ini, 21 Maret, dunia memperingati hari down syndrome (HDSD). Peringatan ini ditetapkan PBB sebagai upaya mengajak semua negara anggota dan organisasi Internasional untuk berpartisipasi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu down syndrome.
ADVERTISEMENT
Tak terkecuali di Indonesia. Bahkan jauh sebelum PBB menetapkan HDSD, sudah banyak perkumpulan dan lembaga yang berjuang untuk anak-anak spesial ini. Salah satunya adalah Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome atau yang disingkat Potads.
Potads merupakan perkumpulan yang terbentuk pada 28 Juli 2003. Perkumpulan ini didirikan dengan tujuan yang mulia, yaitu membantu tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus secara maksimal, sehingga mereka mampu menjadi pribadi yang mandiri, bahkan bisa berprestasi sehingga dapat diterima masyarakat luas.
Menurut humas Potads, Arie Dewi, sebenarnya anak-anak dengan down syndrome tak memiliki perbedaan. Dengan demikian, mereka sudah seharusnya dipandang seperti anak pada umumnya.
“Karena anak dengan down syndrome memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya,” kata Arie Dewi kepada kumparan (kumparan.com) Rabu (21/3).
ADVERTISEMENT
Melalui perkumpulan yang bermarkas di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta selatan ini, Arie bersama dengan pengurus lainnya banyak melahirkan berbagai macam kegiatan untuk anak-anak dengan down syndrome.
Salah satunya kegiatan yang dilakukan pada tanggal 17 Maret lalu dalam memperingati HDSD. Potads membuat acara yang melibatkan 140 anak dengan down syndrome.
“Beragam perlombaan dilakukan, dari tari tradisional hingga peragaan busana. Acara puncaknya akan dilaksanakan tanggal 25 di CFD Sudirman,” lanjut Arie.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat baik dilakukan untuk menunjukan bahwa semua anak memiliki kesempatan yang sama, termasuk anak dengan down syndrome.
“Mereka memiliki kesempatan yang sama, tanpa dibeda-bedakan, mereka bisa membuktikan bahwa: Aku Ada, Aku Bisa,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Arie pun bercerita, walaupun kelainan ini (down syndrome) menyebabkan beberapa masalah pada individu dengan down syndrome seperti kelainan jantung, hormon, tiroid, tumbuh kembang, dan lain sebagainya, bukan berarti mereka dapat dipandang sebagai suatu yang negatif.
Selain itu, dalam HDSD kali ini Arie tak lupa berpesan kepada seluruh masyarakat untuk ikut merayakan sebagaimana mestinya, karena anak dengan down syndrome pun berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan anak lainnya.
“Mari kita rayakan hari besar mereka dengan menyebarkan semangat ‘Aku Ada Aku Bisa’ agar dunia tahu dan merubah mindset tentang down syndrome yg negatif menjadi positif,” tutup Arie.