Kata Dokter: Ini 3 Alasan Pemberian Susu Formula pada Bayi

3 September 2018 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Hendak memberi bayi susu formula? Tahan dulu dan jangan tergesa-gesa memutuskannya. Sebab, Badan Kesehatan Dunia atau WHO, telah merekomendasikan ASI sebagai satu-satunya makanan pokok bayi, selama 6 bulan pertama kehidupannya dan boleh tetap dilanjutkan pemberiannya hingga anak berusia kurang lebih 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Karena itu, pemberian susu formula pada bayi seharusnya tidak menjadi pilihan utama orang tua. Bayi boleh diberi susu formula bila ada alasan kuat yang melatarbelakanginya. Apa saja?
1. Bayi Punya Masalah Genetik
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), misalnya dalam beberapa kelainan genetik, sehingga tubuh bayi tak punya enzim tertentu untuk mencerna salah satu komponen dalam susu, baik pada susu manusia maupun susu hewan. Alhasil, bayi tidak boleh menyusu, dan ia membutuhkan formula khusus yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ilustrasi ruangan bayi di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ruangan bayi di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
Namun, hal itu jelas tak terlepas dari pengawasan dan penanganan dokter anak, ahli penyakit endokrin, metabolik, dan gizi ya, Moms.
2. Kondisi Ibu Tidak Memungkinkan
Selain itu, masih menurut laman IDAI, kondisi sang ibu juga bisa menjadi faktor tidak bisanya ia untuk menyusui. Misalnya bila ibu mengidap HIV positif yang tidak ditangani secara baik. Tapi bila ibu dengan HIV menjalani pengobatan secara teratur, ia masih bisa menyusui.
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
Selain HIV, ibu penderita HTLV (Human T-lymphotropic Virus) tipe 1 dan 2 juga tidak dianjurkan untuk menyusui bayi. Sebab, virus yang menimbulkan penyakit ini dapat menular melalui ASI. Virus tersebut dikaitkan dengan beberapa keganasan dan gangguan neurologis setelah bayi kelak dewasa.
ADVERTISEMENT
3. Kondisi Darurat
Kepada kumparanMOM, dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A., dokter spesialis anak dari RS Grha Kedoya, Jakarta, menambahkan, "Selain kondisi ibu sedang sakit keras, perlu dipikirkan juga bagaimana bila kondisi ibu sudah meninggal? Nanti bayinya akan diberi makan apa?" katanya.
Memang, idealnya bayi tanpa ibu bisa diberikan ASI donor. Namun perlu dicermati, ASI donor tidak boleh sembarangan. Pasalnya, ASI donor bisa saja membawa penyakit karena ketidakhigienisan dalam penyiapan dan penyimpanan, ataupun kesehatan ibu yang memerah ASI.
Apalagi mengingat di Indonesia belum tersedia Bank ASI untuk memfasilitasi hal ini. Bila kondisinya sudah darurat begini, dokter memperkenankan pemberian susu formula pada bayi.
Jangan lupa, menurut dr Ariani, saat memilih susu formula untuk bayi pun sebaiknya orang tua berkonsultasi pada dokter terlebih dulu. Sebab, dalam beberapa kasus, susu formula perlu resep dokter.
Ilustrasi susu formula (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susu formula (Foto: Shutterstock)
"Ini agar disesuaikan dengan kondisi bayi. Di antaranya ada: bila bayi ada alergi susu sapi, pencernaannya sensitif, kalau berat badan tidak cukup kenaikannya, atau misal juga sistem pencernaannya kurang baik fungsinya karena baru menjalani operasi, maupun ada penyakit tertentu yang diidap bayi seperti sakit kuning," papar dr Ariani.
ADVERTISEMENT